Pembelajaran kontekstual atau contextual learning (ctl), diyakini bisa membuat siswa lebih tertarik untuk belajar. Pasalnya, model ini lebih banyak membahas persoalan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain siswa bisa belajar menyelesaikan masalah menggunakan pengetahuan, pembelajaran ini membuat siswa mengembangkan keterampilan dan pola pikir yang baik.
Mereka juga bisa menerapkan pengetahuannya di kemudian hari.
Model pembelajaran kontekstual bisa berhasil jika Guru menggunakan strategi pendekatan yang tepat, seperti yang akan kami jelaskan dibawah ini.
Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah metode pembelajaran yang memfokuskan pada pengalaman dan situasi nyata dari siswa untuk memahami konsep dan prinsip baru.
Model pembelajaran ini menempatkan materi pelajaran dalam konteks yang relevan dan menarik bagi siswa.
Sehingga membantu mereka untuk menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dan membuat belajar menjadi lebih efektif dan berkesan.
Misalnya:
- Guru menyediakan peta Indonesia, untuk melihat pulau-pulau di Indonesia
- Guru membuat ilustrasi hutan gundul yang menyebabkan air tidak terserap tanah dan mengakibatkan banjir di daerah bawah
- Guru mengajak siswa mempraktekkan ilmu bela diri, dengan cara menghindari serangan tangan dari lawan
Berbeda dengan yang dirasakan siswa ketika belajar teori yang asing, karena biasanya akan mudah lupa dan siswa kurang berminat.
Baca juga: Problem Based Learning
Karakteristik
- Komunikasi aktif
Karena kegiatan pembelajaran yang aktif, siswa akan lebih banyak berkomunikasi dengan rekan kelompok.
- Aktivitas signifikan
Siswa bisa berperan aktif dalam belajar, karena masih banyak kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
- Belajar sendiri
Siswa melakukan kegiatan berdasarkan kemauan dan metodenya sendiri sehingga melatih kemandirian dalam belajar.
- Bekerjasama
Siswa dan guru sering berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran. Siswa sebagai pelaku kegiatan dan guru membimbing siswa dalam belajar.
- Berpikir kritis dan kreatif
Dalam model pembelajaran kontekstual, siswa banyak menghadapi analisa, percobaan, pengambilan keputusan dan mengamati berbagai pengetahuan baru.
- Mencapai standar tinggi
Siswa memiliki target untuk menyelesaikan pembelajaran, sehingga membuat siswa terbiasa untuk berkompetisi dan mencapai tujuannya.
Strategi Pendekatan
Supaya tujuan pembelajaran kontekstual dapat tercapai, ada beberapa strategi yang bisa Guru terapkan dalam pembelajaran seperti berikut:
- Memberikan stimulus masalah
Siswa diminta memberikan contoh masalah yang mereka alami di rumah atau di lingkungan. Kemudian guru membimbing siswa untuk mencari informasi tentang penanggulangan masalah tersebut, melalui internet, buku dan pengamatan.
- Tempat belajar yang nyaman
Selama ini mungkin siswa merasa bosan belajar di dalam kelas, sehingga guru bisa menyesuaikan tempat belajar yang nyaman, seperti di perpustakaan, taman publik dan di lingkungan sekolah lainnya.
- Mendukung kemandirian belajar
Guru memberikan gambaran tentang gaya dan cara belajar yang tepat, supaya bisa mendorong siswa untuk bisa belajar mandiri.
- Membangun Interaksi
Guru mendukung siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain yang memiliki perbedaan latar belakang budaya maupun lingkungan hidup.
- Penilaian otentik
Guru memberikan nilai untuk masing-masing siswa untuk melihat perkembangan kemampuan dan keterampilan mereka. Dengan tujuan untuk menyesuaikan strategi pembelajaran yang digunakan.
Baca juga: Discovery Learning
Prinsip
- Prinsip Ketergantungan
Siswa saling bergantung kepada rekan, karena model pembelajaran kontekstual mengutamakan kerjasama dalam melakukan kegiatan dalam kelas.
Dengan kerjasama, siswa akan lebih mudah untuk menyusun identifikasi masalah, mengumpulkan informasi dan mendapatkan solusi masalah.
- Prinsip Diferensiasi
Setiap siswa yang ada di dalam kelas memiliki karakter, sifat, pribadi dan keterampilan yang berbeda. Hal ini mendukung pembelajaran yang lebih variatif dan saling melengkapi.
- Prinsip Pengaturan Diri
Model kontekstual akan membuat siswa bisa memaksimalkan kemampuannya dalam pembelajaran. Sehingga bisa mendapatkan hasil terbaik untuk akademik, karakter hingga peluang karir kedepannya.
- Prinsip Berhubungan
Model pembelajaran kontekstual menekankan kegiatan belajar yang sesuai dengan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata.
- Prinsip Penerapan
Dengan model ini, siswa akan terbiasa menghadapi persoalan dan bisa diterapkan dalam kehidupannya sendiri.
- Prinsip Peralihan Pengetahuan
Siswa akan menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan baru.
Metode
- Konstruktivisme
Model kontekstual akan mendorong siswa bisa bekerja secara mandiri dan membangun pengetahuan dan kemampuannya sendiri.
Karena setiap manusia sudah pasti memiliki upaya untuk mendapatkan apa yang diinginkan, termasuk pengetahuan.
- Menemukan
Proses pembelajaran kontekstual adalah proses untuk menemukan pengetahuan dan solusi atas masalah.
Guru diminta untuk melakukan stimulasi, seperti mengajukan dan menjawab pertanyaan kepada siswa, kemudian mengenalkan kerangka untuk melaksanakan penelitian.
- Bertanya
Dalam pembelajaran, bertanya adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendorong rasa ingin tahu siswa. Siswa akan berusaha menemukan jawaban atau memunculkan ide mereka tentang hal tertentu.
- Masyarakat Belajar
Siswa akan berkomunikasi dan bekerjasama dengan rekannya di dalam kelas. Sehingga siswa bisa mendapatkan pengetahuan dari apa yang dia baca, juga berasal dari rekan kelompoknya.
- Pemodelan
Model adalah peraga atau demo yang berfungsi untuk memberikan contoh kepada siswa untuk melakukan sesuatu dengan benar.
Misalnya guru mempraktekkan gaya renang, cara memukul bola kasti, memulai start dalam lari dsb.
- Refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisa, mengamati dan evaluasi hal yang sudah dipelajari. Siswa diminta refleksi, seperti menyebutkan pengalamannya selama belajar, informasi yang ditemukan dan solusi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tertentu.
- Penilaian yang Sebenarnya
Penilaian merupakan tahap akhir untuk mengetahui tingkat perkembangan siswa. Tujuan, untuk memastikan apakah siswa sudah memahami apa yang sudah dipelajari.
Baca juga: Pembelajaran Inkuiri
Langkah Penerapan

- Guru memberikan tujuan pembelajaran, panduan pembelajaran dan motivasi kepada siswa
- Guru membimbing siswa untuk melakukan identifikasi masalah, analisa dan mencari hipotesis pada suatu masalah
- Guru mendukung siswa untuk bertanya tentang permasalahan, sehingga siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
- Guru membagi siswa ke dalam kelompok, untuk bekerjasama dalam melakukan penelitian
- Guru membantu siswa untuk bisa belajar mandiri, seperti mengumpulkan informasi dan membangun pemahamannya tentang sesuatu
- Guru meminta siswa untuk menjelaskan rangkuman tentang apa saja yang mereka temukan dan lakukan dalam kegiatan pembelajaran kontekstual
- Guru menilai seluruh siswa untuk mengetahui keberhasilan dalam tujuan pembelajaran yang disampaikan di awal kegiatan.
Contoh Kegiatan dalam Kelas
Berikut contoh kegiatan dan RPP pembelajaran kontekstual di sekolah:
Kegiatan | Perilaku |
---|---|
Pendahuluan | Guru mempersiapkan kelas mulai dari memberikan apersepsi, melihat kesiapan siswa, tujuan pembelajaran, metode dan pembagian kelompok. |
Inti | Siswa mulai bekerjasama dengan kelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru, menyampaikan hasil diskusi dan mengumpulkan tugas. Guru mengamati dan membimbing siswa untuk bekerjasama dengan baik.Melakukan refleksi pembelajaran |
Penutup | Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan dan guru memberikan penilaian. |
Dibawah ini contoh masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata, yang bisa dibawakan dalam pembelajaran kontekstual.
1. Pemenuhan Gizi
Kegiatan | Perilaku |
Pendahuluan | Guru mengenalkan pentingnya gizi, dampak gizi yang tidak terpenuhi, bagaimana merencanakan pemenuhan gizi yang sesuai dsb |
Inti | Guru membimbing siswa menganalisis dan menyusun hipotesis seperti apa saja gizi yang harus dipenuhi seseorang berdasarkan usia, gizi yang terdapat pada bahan makanan, mencari informasi penyakit berdasarkan kebutuhan gizi dsb |
Penutup | Siswa membuat resume kegiatan dan menyampaikannya ke depan kelas dan mengumpulkannya ke guru untuk diberi penilaian. |
2. Mengelola Keuangan
Kegiatan | Perilaku |
Pendahuluan | Guru memberi stimulasi pentingnya mengelola keuangan, memahami aset dan liabilitas, menghindari sifat boros dsb |
Inti | Siswa menganalisa berapa kebutuhan siswa di sekolah, menyesuaikan budget uang sekolah untuk keperluan sekolah, bagaimana menginisiasi transportasi yang murah |
Penutup | Siswa menyampaikan solusi yang ditemukan, seperti membawa bekal untuk mengurangi pengeluaran, membeli barang sesuai dengan kebutuhan, menggunakan kendaraan bersama |
3. Menjaga Lingkungan
Kegiatan | Perilaku |
Pendahuluan | Guru mengenalkan bagaimana lingkungan yang aman dan nyaman bisa mencegah penyakit berbahaya dan membawa kebahagiaan bagi penghuninya. |
Inti | Siswa mengungkapkan berbagai permasalahan lingkungan seperti sampah berserakan, banjir, sering muncul penyakit DBD |
Penutup | Siswa menjelaskan penemuan mereka seperti cara mengelola sampah rumah tangga, daur ulang sampah, membersihkan saluran pembuangan untuk mencegah banjir dan mencegah bak diisi jentik nyamuk. |
Kelebihan CTL
- Membuat pelajaran lebih berguna bagi kehidupan siswa
- Memudahkan siswa mengingat pengetahuan
- Membangun keterampilan siswa dalam mengatasi masalah
- Fisik dan mental siswa lebih terbentuk
- Membuat suasana belajar yang menyenangkan
Kekurangan CTL
- Membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan penelitian
- Siswa harus dibimbing secara intensif supaya tujuan pembelajaran tercapai
- Guru harus benar-benar memperhatikan aktivitas siswa untuk memastikan langkah-langkah kegiatannya sudah sesuai
- Sulit diterapkan untuk siswa yang tidak kondusif
FAQ
Model pembelajaran yang memfokuskan pada pengalaman dan situasi nyata dari siswa untuk memahami konsep dan prinsip baru
Konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian otentik.
Guru memberikan stimulus menunjukkan gambar makanan sehat melalui tabel nutrisi di kemasan makanan, kemudian siswa mencari zat dan gizi yang bermanfaat bagi tubuh dan menghindari jenis bahan makanan tertentu.
Guru berperan untuk membimbing siswa bisa bekerjasama dengan kelompok dan melakukan kegiatan yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Referensi
- Workshop Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum 2004 Madrasah Aliyah DIY, Jateng, Kalsel di FMIPA UNY Th 2003
- Abdul Kadir, Konsep Pembelajaran Kontekstual di Sekolah (2013)
- John. M Echols dan Hassan. S, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 2000), h.481
- Suryanti dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif (Surabaya: UNESA University Press, 2008)