7 Contoh Pembelajaran Abad 21, Model, Ciri dan Prinsip

Sandi Ma'ruf

Pembelajaran di abad 21 membawa perubahan besar dalam cara kita belajar, mengajar, dan berinteraksi. 

Di era digital dan globalisasi seperti sekarang, siswa harus dilengkapi dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Pembelajaran abad 21 menekankan pada pengembangan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreativitas, inovasi, kerja sama, dan komunikasi. 

Selain itu, pembelajaran abad 21 juga mengintegrasikan teknologi sebagai alat untuk memfasilitasi pembelajaran.

Definisi Pembelajaran Abad 21

Pembelajaran abad 21 adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengembangan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk berhasil di dunia yang terus berkembang dan berubah dengan cepat pada abad ke-21. 

Yang ditekankan pada pembelajaran abad 21 adalah pada keterampilan seperti kreativitas, kolaborasi, kritis berpikir, pemecahan masalah, komunikasi, pemikiran sistemik, dan keterampilan digital.

Pembelajaran abad 21 berbeda dengan pendekatan tradisional yang lebih menekankan pada pengetahuan faktual dan penghafalan. 

Di dalam pembelajaran abad 21, siswa didorong untuk belajar dengan cara yang lebih interaktif dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 

Guru juga berperan sebagai fasilitator dan mentor yang membantu siswa membangun pemahaman yang lebih dalam dan relevan terhadap materi yang dipelajari.

Baca juga: 18 Kendala Dalam Pembelajaran Siswa, Guru, Sekolah dan Solusi

Ciri Pembelajaran Abad 21

  1. Berpusat pada peserta didik
  2. Fungsi guru menjadi fasilitator
  3. Mekanisme belajar lebih interaktif
  4. Pendekatan dan model pembelajaran
  5. Siswa lebih aktif 
  6. Memperhatikan karakteristik peserta didik
  7. Memotivasi siswa supaya memahami hubungan antar mata pelajaran
  8. Ilmu bisa diaplikasi dalam dunia nyata

Prinsip Pembelajaran Abad 21

  1. Instruction should be student-centered

Prinsip ini menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Artinya, instruksi atau pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa. 

Guru harus memahami karakteristik dan kemampuan siswa, sehingga mereka dapat memilih metode pembelajaran yang efektif. 

Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa lebih banyak terlibat dalam proses belajar, mereka menjadi lebih aktif, kreatif, dan mandiri.

  1. Education should be collaborative

Pembelajaran kolaboratif memungkinkan siswa belajar dari pengalaman dan pengetahuan satu sama lain. 

Dalam pembelajaran kolaboratif, siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas tertentu. 

Prinsip ini menekankan pentingnya kerja sama, komunikasi, dan partisipasi aktif dalam pembelajaran.

  1. Learning should have context

Prinsip pembelajaran ini menekankan pentingnya konteks atau situasi dalam pembelajaran. Siswa harus dapat mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman atau situasi kehidupan nyata. 

Dengan memahami konteks, siswa lebih mudah mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan dapat memahami hubungan antara pengetahuan baru dan yang sudah ada sebelumnya.

  1. Schools should be integrated with society

Prinsip ini menekankan pentingnya integrasi sekolah dengan masyarakat. Sekolah tidak boleh dipandang sebagai entitas yang terpisah dari masyarakat, tetapi harus terlibat aktif dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. 

Integrasi ini membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar dari pengalaman nyata dan memperluas wawasan mereka tentang dunia di sekitar mereka. 

Selain itu, integrasi ini juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan untuk bekerja dengan orang-orang dari berbagai latar belakang.

Baca juga: 13 Contoh Media Interaktif Pembelajaran Berbasis Web/Aplikasi

Kompetensi HOTS

HOTS atau Higher Order Thinking Skills (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) adalah kemampuan berpikir yang lebih kompleks dan lebih dalam daripada keterampilan berpikir konvensional, seperti mengingat atau memahami informasi. 

Keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi keterampilan seperti analisis, sintesis, evaluasi, kreativitas, dan pemecahan masalah.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat penting dalam pembelajaran abad 21 karena mereka membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan lebih kritis tentang materi yang dipelajari. 

Dalam pembelajaran abad 21, penting untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk mengintegrasikan, menerapkan, dan menganalisis informasi, bukan hanya menghafal atau memahami konsep secara pasif.

Penerapan 4C Dalam Pembelajaran

  1. Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah

Ajarkan teknik-teknik berpikir kritis: Anda dapat mengajarkan teknik-teknik berpikir kritis seperti analisis situasi, identifikasi masalah, pemilihan solusi, dan evaluasi hasil. Ini akan membantu siswa memecahkan masalah dengan lebih sistematis dan efektif.

Dorong pertanyaan dan diskusi: Dorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan berpartisipasi dalam diskusi kelas. 

Hal ini dapat membantu mereka untuk berpikir secara kritis dan mengembangkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.

Berikan tugas yang memerlukan pemikiran kritis: Berikan tugas yang menantang siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah. Misalnya, tugas pemecahan masalah, proyek penelitian, atau tugas pemikiran kritis.

Gunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa: Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk aktif terlibat dalam proses belajar dan menemukan solusi sendiri melalui eksperimen dan refleksi.

Berikan umpan balik yang konstruktif: Berikan umpan balik yang konstruktif pada kinerja siswa dalam memecahkan masalah.

  1. Kecakapan Komunikasi

Diskusi kelompok adalah cara yang efektif untuk melatih kecakapan komunikasi siswa. Dalam diskusi kelompok, siswa diajak untuk berinteraksi satu sama lain dan berbicara tentang topik atau masalah tertentu. 

Siswa harus dapat menyampaikan pandangan mereka secara jelas dan menerima masukan dari teman-teman mereka.

Presentasi adalah cara lain untuk melatih kecakapan komunikasi siswa. Dalam presentasi, siswa harus mempersiapkan dan menyampaikan informasi atau ide-ide mereka secara lisan dan visual. 

Ini membutuhkan keberanian dan kemampuan untuk berbicara di depan publik serta kemampuan untuk merencanakan dan menyusun materi yang ingin disampaikan dengan jelas dan terstruktur.

Debat adalah cara lain yang bagus untuk melatih kecakapan komunikasi siswa. Dalam debat, siswa harus dapat mempertahankan argumen mereka secara persuasif dan mengambil alih argumen law

  1. Kreativitas dan Inovasi 

Pemberian ruang: Siswa perlu diberikan ruang dan kesempatan untuk mengungkapkan ide-ide mereka dengan bebas, tanpa takut salah atau dihakimi. 

Guru bisa memberikan waktu khusus untuk brainstorming dan berdiskusi dengan kelompok atau individu. Ini akan membantu siswa merasa lebih percaya diri dan berani untuk berinovasi.

Pemberian tantangan: Guru dapat memberikan tantangan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah yang rumit dan memerlukan solusi kreatif. 

Ini akan memaksa siswa untuk berpikir di luar kotak dan mencari solusi yang inovatif. Tantangan seperti ini dapat berupa tantangan dalam bentuk proyek atau tugas yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

  1. Kolaborasi

Proyek kolaboratif: Melakukan proyek kolaboratif akan membantu siswa untuk belajar bekerja dalam tim. 

Proyek kolaboratif ini dapat meliputi berbagai topik seperti membuat presentasi, membuat film pendek, atau membangun produk. 

Dalam proyek ini, siswa perlu belajar bagaimana membagi tugas, mengatur waktu, dan menghargai kontribusi dari setiap anggota tim.

Diskusi kelompok: Melakukan diskusi dalam kelompok adalah cara yang efektif untuk melatih kolaborasi siswa. Dalam diskusi kelompok, siswa diajak untuk saling berbagi ide, menghargai pendapat orang lain, dan mencari solusi bersama untuk mengatasi masalah.

  1. Kecakapan Dalam Berkarir

Kemampuan kepemimpinan: Kemampuan kepemimpinan dapat membantu siswa memimpin tim, memotivasi orang lain, dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit. 

Siswa dapat melatih kemampuan kepemimpinan mereka dengan memimpin kelompok, organisasi, atau proyek di sekolah.

Kemampuan Mengatur Waktu: Kemampuan untuk mengatur waktu merupakan keterampilan yang penting untuk sukses di dunia kerja. 

Siswa dapat melatih kemampuan ini dengan membuat jadwal yang teratur untuk tugas dan proyek di sekolah, dan memastikan bahwa mereka mengikuti jadwal tersebut.

Kemampuan Teknologi: Kemampuan untuk menggunakan teknologi merupakan keterampilan yang semakin penting dalam dunia kerja. 

Siswa dapat melatih kemampuan ini dengan memperluas pengetahuan mereka tentang teknologi, mempelajari program komputer dan aplikasi yang berguna, dan memanfaatkan teknologi untuk menyelesaikan tugas dan proyek di sekolah.

Baca juga: 4 Contoh Refleksi Pembelajaran Siswa dan Hasil Laporannya

Karakter dan Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21

  1. Guru sebagai fasilitator pembelajaran

Guru tidak lagi hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga harus berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam memahami dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan abad 21.

  1. Guru sebagai mentor dan model

Guru berperan sebagai mentor dan model bagi siswa. Mereka membimbing dan memotivasi siswa dalam mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai yang dibutuhkan dalam kehidupan nyata.

  1. Guru sebagai pengembang karakter

Guru harus membantu siswa dalam mengembangkan karakter positif seperti kepemimpinan, kreativitas, inovasi, rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan berkomunikasi dengan baik.

  1. Guru sebagai pembelajar seumur hidup

Guru harus senantiasa belajar dan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mempersiapkan siswa untuk masa depan yang tidak pasti. 

Mereka harus menjadi contoh yang baik dalam belajar dan mengembangkan kemampuan mereka sendiri.

  1. Guru sebagai pendukung siswa

Guru harus memberikan dukungan dan motivasi bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal. 

Mereka juga harus memahami perbedaan individu siswa dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.

  1. Guru sebagai pemandu teknologi

Dalam era digital, guru harus mampu memanfaatkan teknologi dan mengintegrasikannya dalam pembelajaran. 

Mereka harus mampu mengajarkan siswa tentang teknologi dan membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan digital yang diperlukan dalam kehidupan nyata.

Pilar Pendidikan Dalam Pembelajaran Abad 21

Konsep “empat kecakapan dasar” yang pertama kali diperkenalkan oleh UNESCO pada tahun 1996 terdiri dari empat poin utama:

  1. Learning To Know (Belajar Untuk Mengetahui) 

Learning to know meliputi aspek intelektual dari pendidikan, dimana siswa harus dilatih untuk memahami dan mengeksplorasi dunia di sekitar mereka dengan cara yang sistematis dan kritis. 

Siswa harus dilatih untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, menemukan solusi kreatif, dan mengembangkan kemampuan intelektual mereka secara keseluruhan.

  1. Learning To Do (Belajar Untuk Melakukan)

Learning to do meliputi aspek praktis dari pendidikan, dimana siswa harus dilatih untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan di dunia kerja. 

Siswa harus dilatih untuk mengembangkan keterampilan teknis, keterampilan interpersonal, dan keterampilan pemecahan masalah.

  1. Learning To Be (Belajar Untuk Menjadi)

Learning to be meliputi aspek emosional dan etis dari pendidikan, di mana siswa harus dilatih untuk mengembangkan karakter dan nilai-nilai positif yang akan membantu mereka menjadi manusia yang baik dan berguna bagi masyarakat. 

Siswa harus dilatih untuk mengembangkan empati, integritas, kepemimpinan, dan kemampuan untuk menghargai perbedaan orang lain.

  1. Learning To Live Together In Peace (Belajar Untuk Hidup Bersama Dalam Perdamaian)

Learning to live meliputi aspek sosial dari pendidikan, di mana siswa harus dilatih untuk memahami perbedaan budaya, bahasa, agama, dan kepercayaan orang lain, dan belajar untuk hidup bersama dalam harmoni dan perdamaian. 

Siswa harus dilatih untuk memahami nilai-nilai universal seperti hak asasi manusia, keadilan sosial, dan perdamaian, dan belajar untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat mereka.

  1. Memperkuat Keimanan Dan Ketakwaan Dan Akhlak Mulia

Pilar pendidikan yang kelima merupakan tambahan khusus untuk pendidikan di Indonesia, berdasarkan UU no 20 tahun 2003, untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional.

Iman dan akhlak yang baik pada siswa dapat meningkatkan kualitas moral dan etika. Ketika siswa memiliki iman dan akhlak yang baik, mereka cenderung memiliki nilai moral dan etika yang baik pula. 

Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas moral dan etika di dalam dan luar kelas, sehingga membantu membentuk masyarakat yang lebih baik.

Selain itu juga bisa membentuk kepribadian yang kuat. Iman dan akhlak yang baik membentuk kepribadian siswa yang kuat dan positif. 

Dengan demikian, siswa menjadi lebih mandiri dan tangguh dalam menghadapi tantangan hidup, sehingga mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang sukses.

Baca juga: 6 Media Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Bagi Guru

Model Pembelajaran Abad 21

Model pembelajaran yang digunakan pada abad 21 ini diantaranya problem based learning dan project based learning.

  1. Problem Based Learning

Problem-based learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah. 

PBL melibatkan siswa dalam pemecahan masalah nyata atau situasi yang berhubungan dengan konteks kehidupan nyata. 

Siswa diberi tantangan untuk menemukan solusi atas masalah yang diberikan, sementara guru bertindak sebagai fasilitator atau konsultan.

Contoh dari pembelajaran PBL adalah ketika siswa diminta untuk menyelesaikan masalah matematika nyata seperti menghitung pajak penghasilan, menghitung biaya pembangunan rumah, atau memperkirakan biaya bahan dan waktu yang dibutuhkan untuk membangun jembatan. 

Siswa harus mengumpulkan informasi, melakukan analisis dan penilaian, serta menghasilkan solusi yang kreatif dan efektif.

  1. Project Based Learning

Project-Based Learning (PBL) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pembelajaran melalui proyek. 

Pada PBL, siswa bekerja sama dalam tim untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk atau karya yang dihasilkan melalui proses-proses kreatif dan reflektif. 

Contoh PBL dalam pembelajaran dapat berupa:

Pembuatan produk atau karya: Siswa dapat diminta untuk membuat produk atau karya yang berkaitan dengan topik atau tema tertentu, seperti pembuatan video, film pendek, buku, mural, atau presentasi.

Penelitian dan eksplorasi: Siswa dapat diminta untuk melakukan penelitian atau eksplorasi tentang topik atau tema tertentu, seperti perubahan iklim, sejarah suatu tempat, atau penelitian ilmiah.

Solusi masalah: Siswa dapat diminta untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam konteks nyata, seperti menyusun rencana bisnis atau desain yang berkelanjutan.

Simulasi dan permainan peran: Siswa dapat diminta untuk melakukan simulasi atau permainan peran untuk memahami berbagai aspek sosial, ekonomi, atau politik dari topik atau tema tertentu.

Contoh konkrit penerapan PBL di sekolah:

Sebuah sekolah ingin mengajarkan konsep sistem pencernaan pada siswa. Guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan penelitian tentang sistem pencernaan manusia. 

Siswa harus mengeksplorasi bagaimana sistem pencernaan bekerja, bagaimana makanan dicerna, dan apa yang terjadi pada makanan setelah dicerna. 

Siswa juga dapat melakukan eksperimen untuk melihat bagaimana berbagai jenis makanan mempengaruhi sistem pencernaan.

Contoh Pembelajaran Abad 21

Contoh Pembelajaran Abad 21

1. Berbasis Teknologi

Pembelajaran menggunakan teknologi seperti komputer, tablet, dan internet untuk mengakses informasi dan sumber daya pendidikan.

Contoh pembelajarannya adalah: Siswa dapat diberi tugas untuk merancang solusi teknologi yang dapat membantu memecahkan masalah di lingkungan sekitar mereka.

Misalnya masalah pemberian pupuk padi yang kurang beraturan, serangan hama perusak hasil pertanian dsb.

Mereka dapat mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak untuk memfasilitasi komunikasi atau meningkatkan efisiensi dalam lingkungan tersebut.

2. Berbasis Proyek

Pembelajaran yang didasarkan pada proyek yang memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah yang relevan dalam kehidupan nyata.

Contoh pembelajaran berbasis proyek adalah: Siswa dapat diberi tugas untuk merancang lingkungan yang lebih baik di sekolah atau di lingkungan sekitar mereka. 

Mereka dapat mengumpulkan informasi tentang masalah lingkungan yang ada, mengajukan ide dan desain mereka, serta merancang rencana aksi untuk mengatasi masalah tersebut.

3. Berbasis Kolaborasi

Pembelajaran yang melibatkan kerja sama antara siswa dan guru, serta antara siswa dan siswa lainnya dalam memecahkan masalah.

4. Berbasis Keterampilan

Pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan nyata, seperti keterampilan pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan keterampilan teknologi.

5. Berbasis Pengalaman

Pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung yang dapat membantu siswa belajar dan mengembangkan keterampilan baru.

Contoh pembelajaran berbasis pengalaman adalah: Siswa dapat diberi tugas untuk merancang bisnis kecil-kecilan yang dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan kewirausahaan. 

Mereka dapat mempelajari tentang pasar dan persaingan bisnis, serta mengembangkan rencana bisnis yang tepat.

6. Pembelajaran Jarak Jauh / Daring

Pembelajaran yang dilakukan secara online atau jarak jauh menggunakan teknologi seperti video konferensi, webinar, dan platform pembelajaran online.

7. Berbasis Penilaian

Pembelajaran yang menekankan pada pengembangan penilaian yang efektif untuk mengukur kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

Leave a Comment