Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah menjadi model pembelajaran yang banyak dipakai saat ini.
Sebab, model ini membuat siswa berlatif berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang sering terjadi di lingkungan kita.
Dengan PBL pembelajaran juga lebih fleksibel karena bisa menyesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa di sekolah. Jadi PBL juga bisa bermanfaat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Problem Based Learning
Problem-based learning adalah metode pembelajaran yang berfokus pada memecahkan masalah sebagai cara untuk mempelajari konsep dan informasi baru.
Dalam metode ini, siswa memecahkan masalah yang relevan dan menarik bagi mereka melalui diskusi kelompok dan aktivitas investigasi.
Tujuannya adalah untuk memfasilitasi pemahaman yang dalam dan aplikasi nyata dari konsep dan prinsip yang dipelajari, daripada hanya menghafal informasi.
Baca juga: Pembelajaran Inkuiri
Karakteristik
Dilansir dari BDK Denpasar, karakteristik problem based learning yang utama adalah:
- Ada permasalahan
- Fokus pembelajaran kepada siswa
- Belajar kelompok untuk kolaborasi
Selain itu ada karakteristik umum pada problem based learning diantaranya:
- Berfokus pada masalah
Pembelajaran berfokus pada memecahkan masalah yang relevan dan menantang bagi siswa, sebagai cara untuk mempelajari konsep dan informasi baru.
- Kerjasama tim
Siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah bersama-sama dan membantu satu sama lain.
- Aktivitas investigasi
Siswa melakukan aktivitas investigasi untuk menemukan informasi dan memecahkan masalah, seperti mencari sumber daya online, melakukan eksperimen, atau menemui ahli.
- Fokus pada proses pembelajaran
Lebih penting daripada hasil akhir, problem-based learning memfokuskan perhatian pada proses pembelajaran dan membantu siswa memahami bagaimana mereka memecahkan masalah dan memperoleh informasi baru.
- Diterapkan dalam situasi nyata
Konsep dan prinsip yang dipelajari diterapkan dalam situasi yang relevan dan nyata, membantu siswa memahami bagaimana mereka dapat menggunakan pengetahuan mereka dalam situasi sehari-hari.
- Fleksibel dan dapat disesuaikan
Problem-based learning dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa, membuat metode ini cocok untuk berbagai jenjang dan bidang studi.
Baca juga: 9 Model Pembelajaran Kooperatif
Peran Guru dalam Pembelajaran
Peran Guru dalam model problem based learning adalah sebagai fasilitator yang akan memantau kegiatan siswa supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Berikut peran guru sebagai fasilitator dalam model PBL:
- Memperkenalkan masalah
Guru memperkenalkan masalah atau situasi yang akan dipecahkan dan membantu siswa memahami bagaimana masalah terkait dengan konsep dan prinsip yang akan dipelajari.
- Fasilitator
Guru berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa bekerja sama dalam kelompok dan menjelaskan bagaimana mencari informasi dan memecahkan masalah.
- Sumber daya
Guru menyediakan sumber daya dan informasi yang dibutuhkan siswa untuk memecahkan masalah, seperti buku teks, situs web, atau menghubungi ahli yang terkait.
- Pemimpin diskusi
Guru memimpin diskusi kelompok dan membantu siswa memahami bagaimana informasi baru dapat digabungkan dan diterapkan dalam situasi pemecahan masalah.
- Evaluator
Guru mengevaluasi hasil pemecahan masalah dan membantu siswa memahami bagaimana mereka dapat meningkatkan proses dan hasil mereka.
- Mentor
Guru berperan sebagai mentor dan membantu siswa memahami bagaimana memecahkan masalah secara efektif dan membantu mereka meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka
Kelebihan
Kelebihan model problem based learning adalah:
- Melatih siswa untuk terampil dalam memecahkan masalah.
- Memberikan pengetahuan baru saat mengatasi masalah.
- Melatih kemampuan komunikasi siswa di lingkungan sosial.
- Melatih siswa berpikir kritis dan ilmiah.
- Menggunakan berbagai sumber pengetahuan untuk mengatasi masalah.
- Melatih kemandirian siswa dalam belajar.
- Mengajarkan perilaku untuk mengalokasikan waktu dalam kegiatan.
- Memberikan pemahaman tentang praktik memecahkan masalah untuk kehidupan sehari-hari.
Kelemahan
Kelemahan model problem based learning adalah:
- Sulit dilakukan kepada siswa yang memiliki motivasi belajar siswa rendah.
- Siswa yang tidak memiliki pengetahuan dasar tentang materi yang disampaikan, biasanya akan malas mengeksplorasi.
- Membutuhkan waktu yang cukup lama, untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik.
Langkah Problem Based Learning

Berikut adalah 7 langkah umum dalam problem-based learning:
1. Identifikasi Atau Orientasi Masalah
Guru atau pemimpin kelompok, memperkenalkan masalah atau situasi yang akan dicarikan solusi penyelesaiannya.
Masalah ini bisa berasal dari berbagai bidang mata pelajaran. Namun disarankan mencari masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata siswa, supaya siswa tertarik untuk melakukan penyelidikan.
2. Pengorganisasian
Siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk berbicara tentang masalah dan mengevaluasi pengetahuan mereka tentang topik terkait.
3. Pencarian Informasi
Siswa mencari informasi dan sumber daya untuk memecahkan masalah, seperti membaca buku, mencari informasi online, atau berkonsultasi dengan ahli.
4. Penyajian Data
Siswa akan mencatat dan mengumpulkan data-data yang ditemukan pada proses sebelumnya. Data ini akan berguna pada proses penyelesaian masalah.
5. Penyelesaian Masalah
Siswa bekerja sama untuk memecahkan masalah, menerapkan konsep dan prinsip yang dipelajari, dan membuat solusi.
6. Refleksi
Siswa mengevaluasi proses pemecahan masalah dan memikirkan tentang bagaimana mereka memperoleh dan mengaplikasikan pengetahuan baru.
7. Penyampaian Hasil
Siswa menyajikan solusi dan hasil pemecahan masalah kepada kelompok lain, membantu mereka memahami bagaimana masalah tersebut terpecahkan.
Contoh Penerapan
Dibawah ini contoh penerapan pada berbagai mata pelajaran di sekolah:
1. Matematika
Fase | Kegiatan |
Identifikasi masalah | Guru memberikan contoh menentukan anggaran untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya kebutuhan pokok. |
Pengorganisasian | Siswa berdiskusi tentang apa saja yang termasuk kebutuhan pokok, berapa jumlah yang dibutuhkan dalam satu keluarga dsb. |
Pencarian informasi | Berapa biaya barang kebutuhan pokok untuk menghitung berapa biaya yang dibutuhkan per bulan. |
Penyajian data | Mencatat biaya sesuai dengan jumlah kebutuhan pokok setiap keluarga. |
Penyelesaian masalah | Siswa mengetahui berapa penghasilan yang harus didapatkan untuk memenuhi kebutuhan pokok, kebutuhan mendadak dan kebutuhan sekunder. |
Refleksi | Siswa meninjau kembali tentang estimasi anggaran dan penghasilan. |
Penyampaian hasil | Siswa menjelaskan berapa anggaran dan penghasilan yang tepat untuk masing-masing keluarga dengan jumlah anggota keluarga tertentu. |
2. Fisika
Fase | Kegiatan |
Identifikasi masalah | Penggunaan listrik yang boros di rumah tangga. |
Pengorganisasian | Siswa berdiskusi tentang perangkat rumah tangga yang banyak digunakan dan memiliki tegangan yang tinggi |
Pencarian informasi | Berapa biaya pemakaian listrik untuk berbagai barang elektronik rumah tangga |
Penyajian data | Mencatat biaya kebutuhan aktual untuk satu rumah dengan pemakaian barang elektronik. |
Penyelesaian masalah | Siswa memisahkan jenis barang elektronik yang boros dan yang hemat dan memberikan alternatif pemakaiannya |
Penyampaian hasil | Siswa menjelaskan cara menghemat listrik di rumah dengan menggunakan temuan mereka. |
3. Biologi
Fase | Kegiatan |
Identifikasi masalah | Guru memberikan stimulasi tentang kondisi penyakit yang marak saat musim hujan, seperti flu dan penyakit kulit |
Pengorganisasian | Siswa berdiskusi tentang kondisi lingkungan, konsumsi makanan dan kebiasaan keluarga |
Pencarian informasi | Apa saja yang menyebabkan seseorang terkena penyakit saat musim hujan. |
Penyajian data | Mencatat jenis jenis penyakit dan penyebabnya, seperti penyakit kulit akibat bermain air dan flu akibat terlalu lama di lingkungan lembab. |
Penyelesaian masalah | Siswa memberikan pencegahan dan pengobatan untuk jenis penyakit flu dan penyakit kulit. |
Penyampaian hasil | Siswa menjelaskan cara mempersiapkan kondisi tubuh dan lingkungan selama musim hujan tiba. |
4. Ekonomi
Fase | Kegiatan |
Identifikasi masalah | Harga barang dan jasa di lingkungan kita selalu berubah-ubah akibat inflasi dan faktor lain. |
Pengorganisasian | Siswa menyebutkan jenis barang atau jasa yang sering berubah harga, bagaimana solusi barang kebutuhan pokok yang harganya meningkat, apa dampak perubahan harga terhadap ekonomi. |
Pencarian informasi | Mencari informasi perbandingan harga barang dan jasa pada periode tertentu |
Penyajian data | Mencatat informasi harga barang dan jasa yang ada di lingkungan sekitar |
Penyelesaian masalah | Perubahan harga diakibatkan oleh inflasi dan faktor lain, sehingga harus bersama-sama menjaga pasokan barang dan jasa yang seimbang dengan permintaan |
Penyampaian hasil | Siswa menjelaskan tentang apa saja faktor yang mempengaruhi harga dan cara penanggulangannya |
FAQ
Metode yang digunakan dalam PBL adalah belajar secara kelompok yang mandiri. Artinya melakukan analisa masalah dan mencari solusinya bersama dengan kelompoknya, tanpa bantuan guru.
Masalah dalam PBL biasanya berkaitan dengan lingkungan sekitar atau kehidupan siswa.
PBL bisa diterapkan di berbagai mata pelajaran, seperti matematika, ekonomi, biologi, fisika dsb.
Problem solving lebih fokus pada menggunakan masalah sebagai bahan untuk dicari solusinya. Sedangkan PBL juga menerapkan masalah untuk melatih berpikir kritis.