[Pengertian dan Contoh] Devaluasi, Revaluasi, Apresiasi, dan Resesi

Maila Niamas

[Pengertian dan Contoh] Devaluasi, Revaluasi, Apresiasi, dan Resesi | Berkaitan dengan kurs mata uang asing, selain dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, pemerintah juga membuat suatu kebijakan dalam mengambil penentuan kurs mata uang.

Selain hal itu, suatu negara akan mengalami kenaikan atau penurunan nilai mata uang. Maka dari itu, artikel ini akan membahas tentang pengertian dan contoh devaluasi, revaluasi, apresiasi, dan resesi.

Pengertian Devaluasi

Devaluasi ialah suatu kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri atas mata uang negara asing. Dengan devaluasi, nilai mata uang asing terhadap rupiah akan semakin naik. Akibatnya, harga barang impor akan semakin naik jika dinilai dengan rupiah.

Harapan pemerintah, dengan adanya kebijakan devaluasi ini jumlah barang impor dapat dikurangi. Sebaliknya, barang-barang yang diekspor ke luar negeri menjadi turun nilainya jika mata uang importirnya bukan rupiah. Karena nilai barang-barang ekspor kita diluar negeri lebih rendah jumlahnya maka diharapkan volume ekspor bisa meningkat (dapat bersaing di pasar internasional).

Dengan adanya kenaikan jumlah ekspor dan penurunan jumlah impor, diharapkan perusahaan dalam negeri dapat berkembang dengan baik, sehingga dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan perekonomian negara.

Devaluasi dapat membawa dampak negatif, dengan adanya devaluasi membuat harga didalam negeri menjadi naik. Selain itu, orang-orang indonesia yang memiliki hutang luar negeri dalam bentuk mata uang asing menjadi semakin terpukul.

[Pengertian dan Contoh] Devaluasi, Revaluasi, Apresiasi, dan Resesi

Baca juga:

  1. Dampak dan Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran
  2.  Pasar Uang [Pengertian, Fungsi, Tujuan Serta Instrumen dan Jenisnya]

Contoh Devaluasi

[su_box title=”Contoh Kasus” box_color=”#f4b819″]

Misalkan semula US$ 1 = Rp 400,00 lalu meningkat menjadi US$ = Rp 650,00 (devaluasi pada tanggal 15 November 1978).

Utang Bagas US$ 1 Juta. Apabila ia bayar utangnya sebelum tanggal 15 November 1978, ia harus membeli US$ dengan kurs US$ 1 = Rp 400,00. Jadi Bagas harus mengeluarkan uang sejumlah Rp 400 juta. Namun apabila ia harus membayar hutangnya setelah tanggal 15 November 1978, Bagas harus mengeluarkan uang sejumlah Rp 650 juta.

Ini berarti devaluasi mengakibatkan utang Bagas bertambah dalam nilai rupiah sebesar Rp 250 juta. Dengan adanya tambahan utang ini maka akan mendorong Bagas untuk menaikkan harga barang.

Pengertian Revaluasi

Revaluasi ialah suatu kebijakan pemerintah untuk menaikkan mata uang dalam negeri atas mata uang asing. Kebijakan revaluasi ini diambil oleh pemerintah ketika ingin mendorong tingkat impor dan menurunkan tingkat ekspor.

Tujuan pemerintah mengeluarkan kebijakan ini agar mengurangi akumulasi mata uang asing dalam negeri. Dengan hal ini, nilai barang dalam negeri semakin mahal dan nilai barang luar negeri semakin murah.

Revaluasi juga bisa membawa pada dampak negatif, yaitu pada daya saing dan keuntungan perusahaan dalam negeri. Kebijakan revaluasi akan membuat barang-barang lokal lebih murah di pasar internasional. Sehingga, perusahaan dalam negeri akan mengalami tekanan untuk meningkatkan produktivitas, promosi agar barang-barangnya dapat bersaing dalam pasar internasional, serta menurunkan harga barang-barangnya.

Baca juga:

  1. 6 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
  2. Pengertian, Jenis-Jenis serta Contoh” Tindakan Ekonomi
  3. [Contoh-Contoh] Kegiatan Produksi, Konsumsi dan Distribusi

Contoh Revaluasi

[su_box title=”Contoh Kasus” box_color=”#f4b819″]

Pada bulan januari 2011 US$ 1 = Rp 8500

Pada bulan maret 2011, pemerintah mengambil kebijakan revaluasi sehingga menjadi US$ 1 = Rp 7000

Perusahaan Makmur adalah sebuah perusahaan garmen yang mengekspor hasil produknya ke berbagai negara di Eropa. Seluruh transaksi menggunakan mata uang US$.

Pada bulan januari 2011, apabila negara A ingin membeli produk perusahaan Makmur senilai Rp 1.000.000. negara A harus membayar Rp 1.000.000 x US$1/Rp 8500 = US$ 117.647. setelah adanya kebijakan revaluasi, nilai transaksi tersebut berubah menjadi Rp 1.000.000 x US$1/Rp 7000 = US$ 142,857.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa setelah adanya kebijakan revaluasi, maka barang-barang ekspor menjadi semakin mahal. Sebaliknya, apabila perusahaan Makmur adalah pengimpor produk garmen, nilai transaksi setelah adanya revaluasi akan semakin murah.

Pengertian Apresiasi

Apresiasi adalah suatu proses meningkatnya nilai mata uang dalam negeri yang disebabkan oleh adanya mekanisme suatu perdagangan. Istilah apresiasi biasanya sering digunakan oleh negara yang memiliki sistem kurs mata uang mengambang.

Mata uang akan mengalami pelemahan atau penguatan terhadap mata uang lainnya. Mata uang yang mengalami penguatan terhadap mata uang lainnya disebut dengan mata uang yang terapresiasi.

Sedangkan, mata uang yang nilainya turun terhadap mata uang lain dinyatakan mata uang yang mengalami depresiasi.

Contoh Apresiasi

[su_box title=”Contoh Kasus” box_color=”#f4b819″]

Kemarin kusr EUR/USD 1,3000 kemudian pada hari ini menjadi EUR/USD 1,3100, maka kurs EUR/USD meningkat.

EUR/USD 1,3100 – EUR/USD 1,3000 = EUR/USD 0,010 atau seratus point.

Artinya adalah Euro terapresiasi terhadap Dollar Amerika. Sedangkan, Dollar Amerika mengalami depresiasi terhadap Euro. Hal ini mencerminkan bahwa nilai Euro naik atau Dollar Amerika turun. Euro menjadi mahal atau Dollar Amerika menjadi murah. Dan jumlah Dollar Amerika yang diperlukan untuk membeli Euro menjadi banyak.

Pengertian Resesi

Resesi adalah kondisi ekonomi dimana ketika jumlah domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara riil bernilai negatif selama lebih dari 1 tahun atau 2 kuartal.

Resesi dapat menyebabkan penurunan secara simultan pasa aktivitas ekonomi suatu negara. Seperti lapakeuntungan perusahaan, investasi, dan lapangan pekerjaan. Resesi sering dikaitkan dengan inflasi dan deflasi.

Resesi ekonomi yang berlangsung secara lama disebut depresi ekonomi. sedangkan penurunan drastis tingkat ekonomi akibat hiperinflasi disebut kebangkrutan ekonomi.

Contoh Resesi

Misalnya suatu negara mengalami penurunan tingkat ekonomi, negara tersebut sering mengalaminya secara periodik dari pemerintahan satu ke pemerintahan lainnya. Namun hal itu berlangsung secara singkat sebagai dasar potensi bangsa ini untuk bisa meloloskan diri dari resesi dengan cepat.

Demikianlah artikel yang membahas tentang [Pengertian dan Contoh] Devaluasi, Revaluasi, Apresiasi, dan Resesi. Semoga arikel ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan bagi anda.

Kunjungi artikel lainnya:

  1. [Lengkap] Pengertian, Jenis-Jenis serta Manfaat Reksa Dana
  2. “Pengertian dan Manfaat” Reasuransi dan Koasuransi
  3. “Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis” Asuransi [Lengkap]
  4. 7 Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal
  5. “Pengertian, Contoh, Jenis-Jenis, dan Tujuan” Bank Garansi

 

Bagikan:

Leave a Comment