8 Konsep Pendapatan Nasional Serta Contoh dan Manfaatnya

Sandi Ma'ruf

7 Konsep Pendapatan Nasional Serta Rumus, Contoh dan Manfaatnya | Dibawah ini adalah pengenalan konsep pendapatan nasional. Jika sahabat Akuntansilengkap.com ingin lebih lanjut mengetahui metodenya, silahkan buka 3 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Beserta Contohnya. Terimakasih banyak atas kunjungannya. Semoga bermanfaat. 🙂

Produk Domestik Bruto (PDB/Gross Domestic Product)

Pengertian GDP adalah seluruh (total) barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi oleh seluruh input (faktor produksi) baik faktor produksi tersebut milik warga negara maupun milik warga negara asing yang dipekerjakan di dalam negeri dalam satu periode waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun dan dinilai dengan harga pasar yang berlaku.

Jadi, untuk menentukan besarnya PDB Indonesia, kita harus menghitung jumlah barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh seluruh warga negara dengan tidak melibatkan barang dan jasa serta pendapatan yang dihasilkan oleh warga Indonesia di luar negeri.

Cara Menghitung PDB

Cara perhitungan PDB adalah berdasarkan beberapa hal berikut ini:

  1. PDB dihitung berdasarkan unit-unit produksi yang terdiri atas sektor-sektor ekonomi.
  2. PDB dihitung berdasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi.
  3. PDB dihitung berdasarkan jumlah seluruh komponen permintaan akhir, yang terdiri atas pengeluaran konsumsi RT, pembentukan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok, pengeluaran konsumsi pemerintah dan ekspor bersih.
Contoh Perhitungan PDB menurut lapangan usaha
Contoh Perhitungan PDB menurut lapangan usaha
Contoh Perhitungan PDB menurut penggunaan
Contoh Perhitungan PDB menurut penggunaan

Baca juga:  [Lengkap] Rumus Elastisitas Permintaan Dan Penawaran + Contoh Soal

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pada tingkat nasional dikenal dengan PDB, sedangkan di tingkat regional dikenal dengan istilah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

PDRB adalah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan masyarakat di wlayah (region) tertentu, termasuk di tingkat provinsi atau di kabupaten/kota.

Besar kecilnya PDRB suatu provinsi, kabupaten atau kota sangat dipengaruhi oleh pengelolaan dan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Maka kita akan menemukan perbedaan PRDB di masing-masing daerah. PDRB Nanggroe Aceh Darussalam pastilah akan berbeda dengan PDRB Provinsi DKI Jakarta, begitupun PDRB Lampung akan berbeda dengan PDRB Palembang.

PDRB seperti halnya dengan PDB menjadi salah satu indikator makro yang bisa menggambarkan besarnya nilai tambah yang diperoleh dari berbagai aktivitas perekonomian dari suatu wilayah.

Produk Nasional Bruto (PNB/Gross National Product)

Pengertian Produk Nasional Bruto (PNB) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat atau setiap warga negara baik yang ada di dalam maupun luar negeri dalam jangka waktu satu tahun, tapi tidak mengikutsertakan barang dan jasa warga asing di dalam negeri.

Definisi lain GNP adalah seluruh (total) barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi oleh seluruh input (faktor produksi) milik warga negara, baik faktorproduksi tersebut dipekerjakan di dalam negeri maupun dipekerjakan di luar negeri, dalam suatu periode waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun dan dinilai dengan harga pasar yang berlaku.

Jadi, jika kita ingin mengetahui PNB Indonesia, kita harus menghitung jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara Indonesia yang ada di dalam maupun luar negeri dengan catatan tidak melibatkan pendapatan milik warga asing yang ada di Indonesia.

Rumus PNB

Untuk menghitung PNB, perlu diketahui persamaan berkikut:

FPLNPendapatan Faktor-Faktor Produksi Luar Negeri
FPDNFaktor-faktor Produksi Di Dalam Negeri
FPNLNPendapatan Faktor Produksi Neto Dari Luar Negeri (net factor income from abroad)

rumus PNB produk nasional bruto

Selisih antara FPLN dan FPDN adalah Pendapatan Faktor Produksi Neto Dari Luar Negeri (net factor income from abroad, selanjutnya disingkat FPNLN).

rumus PNB produk nasional bruto 2

[su_box title=”Contoh Kasus” box_color=”#2ad1ec”]

Deri adalah warga negara Indonesia yang bekerja di dalam negeri dan mempunyai pendapatan Rp. 2.000.000. sedangkan Kevin adalah warga asing yang bekerja di Indonesia dengan penghasilan Rp. 3.000.000. nah, selanjutnya Asep adalah warga Indonesia yang bekerja di luar negeri dengan pendapatan Rp. 4.000.000. Dari contoh kasus berikut, kita bisa menghitung PNB sebagai berkut:

konsep pendapatan nasional

Produk Nasional Neto (PNN)

Angka-angka produk nasional tadi masih sebagai bruto, karena di dalamnya masih tercakup biaya produksi yang belum dipotong yaitu penyusutan.

Setiap barang dalam setiap harga pasar pasti mengandung depreseiasi (penyusutan). Nah penysutan ini termasuk biaya produksi yang harus diperhitungkan dalam harga pokok dan tidak bisa diaanggap sebagai laba.

Industri-industri membutuhkan mesin, perabot kantor, peralatan produksi dan bangungan (barang-barang modal) guna menghasilkan barang-barang (produk). Penyutan nilai tersebut adalah termasuk dari ongkos produksi. Maka, nilai depresiasi barang modal dimasukkan kedalam dalam setiap harga penjualan.

Ini artinya, besarnya pendapatan nasional pada harga pasar telah memasukkan nilai penyusutan barang modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional.

Pendapatan Nasional dikatakan sebagai Produk Nasional Bruto (PNB) apabila belum memperhitungkan unsur depresiasi. Untuk mendapatkan Produk Nasional Neto/PNN (Net National Product/NNP), nilai depresiasi tadi harus dikurangkan dari Produk Nasional Bruto. Persamaannya adalah:

rumus Produk Nasional Netto NNP

Contoh PNN

[su_box title=”Contoh Kasus” box_color=”#2ad1ec”]

Di indonesia pada tahun 2014 GNP atas dasar harga berlaku Rp. 300 triliun. Disamping itu terdapat penyusutan/depresiasi Rp. 100 triliun. Maka diperoleh NPP sebesar:

NNP = 300-100

NNP = 200 triliun

Baca juga:  Pengertian Dumping Adalah [Contoh dan Jenisnya] Dalam Perdagangan Internasional

Pendapatan Nasional Neto (PN)

Pendapatan Nasional Neto/PN (Net National Income/NNI) adalah produk nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung (misalnya cukai rokok, pajak penjualan, bea impor, dan lain-lain) ditambah subsidi.

rumus pendapatan nasional neto

Mengapa Pajak tidak langsung harus dikurangkan? Karena belum mencerminkan balas jasa atas faktor produksi. Penjual/produsen memang menerima uang pajak bersama harga pasar barang yang dijualnya, namun uang pajak tersebut wajib diserahkan kepada pemerintah.

Di sisi lain, subsidi harus ditambah karena ada harga-harga tertentu yang dibuat lebih murah dibandingkan biaya produksi sesungguhnya. Contohnya adalah untuk subsidi beras, BBM atau subsidi harga pupuk.

Contoh PN

[su_box title=”Contoh Kasus” box_color=”#2ad1ec”]

GNP Indonesia atas dasar haga pada tahun 2014 berlaku Rp. 500 triliun. Depresiasi/penyusutan diketahui sebesar Rp. 100 triliun. Dikenakan pula pajak tidak langsung dikurangi subsidi sebesar Rp. 150 triliun. Maka diperoleh PN sebesar

NNI = 500-100-150

NNI = 250 triliun

Pendapatan Perseorangan

Pendapatan Perseorangan (Personal Income/PI) adalah bagian dari pendapatan nasional sebagai hak individu atau balas jasa keterlibatan mereke dalam proses produksi dalam perekonomian.

Namun tidak semua pendapatan diterima oleh masyarakat, karena masih harus dikurankan dengan laba ditahan, iuran jaminan sosial, iuran asuransi, yang ditambah dengan pembayaran pindahan/transfer (transfer payment) serta pendapatan bungan yang diperoleh dari pemerintah dan konsumen. Pendapatan perseorangan bisa dilihat dalam rumus berikut ini:

rumus pendapatan personal

Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi

Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi (Personal Income Disposable) adalah pendapatan perserorang yang dipakai oleh individu sendiri guna membiayai konsumsinya atau ditabung.

Jadi, untuk menghitung besarnya pendapatan seseorang siap konsumsi adalah dengan pendapatan perseorangan dikurangi pajak penghasilan.

pendapatan perseorangan siap konsumsi

[su_box title=”Contoh Kasus” box_color=”#2ad1ec”]

Misalnya pada suatu negara diketahui Personal Income (PI) adalah Rp. 80 triliun dengan pajak langsung sebesar Rp. 8 triliun, jadi pendapatan disposibelnya adalah:

DI = Rp.80 triliun – Rp. 8 triliun = Rp. 72 triliun

Pendapatan per Kapita (Income per Capita)

Pendapatan per Kapita (Income per Capita) adalah pendapatan rata-rata penduduk pada suatu negara yang umumnya dalam satu tahun.

Menurut definisi lain, pendapatan perkapita merupakan jumlah nilai barang dan jasa rata-rata yang diperoleh atau tersedia untuk setiap penduduk di suatu negara dan pada periode tertentu.

Pada umumnya, yang dipakai untuk menghitung pendapatan perkapita dalam konsep pendapatan nasional adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB). Jadi pendapatan per kapita pada suatu negara bisa dihitung dengan rumus berikut ini:

contoh perhitungan pendapatan per kapita

contoh perhitungan pendapatan per kapita 2

[su_box title=”Contoh Kasus” box_color=”#2ad1ec”]

Pada tahun t, suatu negara memiliki Produk Nasional Bruto (PDB) sebesar Rp. 3.000.000.000. Diketahui jumlah penduduknya sebanyak 10.000.0000 jiwa. Berapakah besarnya pendapatan per kapita pada tahun t di negara tersebut?

Jawab:

PNB per kapita negara pada tahun t adalah:

PNB per kapita = Rp. 3.000.000.000 : 10.000.000 = Rp. 300 

Perhitungan Pendapatan Nasional

Berdasarkan komponen pendapatan nasional diatas, bisa kita susun skema perhitungan pendapatan nasional sebagai berikut:

7 konsep pendapatan nasional

Baca juga: Pengertian, Segmentasi Pasar [Strategi dan Contoh] 

Manfaat Mempelajari Perhitungan Pendapatan Nasional

Dengan perhitungan pendapatan nasional kita bisa mengetahui seperti:

1. Mengetahui dan Menganalisis Struktur Perekonomian Negara

Dengan perhitungan pendapatan nasional kita bisa mengetahui kategori negara apakah termasuk negara agraris atau negara industri.

Disamping itu, dari hasil perhitungan ini bisa digunakan untuk merancang tujuan perekonomian bergerak, berapa laju kecepatan geraknya dan berapa jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu sasaran ekonomi.

2. Membandingkan Perekonomian Antardaerah atau Antarnegara

Setelah melakukan perhitungan pendapatan nasional, informasi yag diperoleh bisa digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu daerah dengan daerah lain, bisa antar provinsi atau antar negara.

3. Membandingkan Perekonomian dari Setiap Periode

Perhitungan secara berkelanjutan dari tahun ke tahun bisa memberikan informasi, apakah suatu negara mengalami penurunan atau peningkatan perekonomian, apakah ada perubahan struktur atau tidak, dan bisa mengetahui peningkatan atau penurunan pada pendapatan per kapita penduduk.

4. Merumuskan Kebijakan Pemerintah

Dari beberapa manfaat sebelumnya, tentu dampaknya bisa digunakan untuk membantu merumuskan kebijakan pemerintah.

Nah, seandaninya diketahui perubahan pertumbuhan ekonomi, pemerintah bisa mengambil kebijakan yang sesuai dengan permasalah ekonomi yang ada.

Sebelum  8 Konsep Pendapatan Nasional Serta Contoh dan Manfaatnya ditutup, silahkan share and vote yaa ! 🙂

Kunjungi juga:

  1.  Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran Suatu Barang
  2. Pengertian, Contoh dan Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna [Lengkap]
  3. Pengertian Dan Contoh Pasar Persaingan Monopolistik Beserta Ciri-Cirinya
  4. Pengertian Pasar Monopoli, Ciri Ciri Dan Contohnya Serta Kelebihan Dan Kekurangan
  5. Pengertian Pasar Oligopoli, Ciri-Ciri dan Contohnya [Lengkap]

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.