10 Faktor Penghambat Perubahan Sosial Internal dan Eksternal

Sandi Ma'ruf

Terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan bermasyarakat diakibatkan adanya faktor pendukung untuk mewujudkannya. Namun, selain itu perubahan sosial juga bisa sulit terjadi karena adanya faktor penghambat perubahan sosial dalam masyarakat.

Walaupun saat ini zaman sudah modern, namun masih banyak masyarakat yang menolak untuk mengikuti hal tersebut. Pemikiran masyarakat yang sulit berubah akan menghambat terjadinya perubahan sosial.

Hal tersebut terjadi karena sebagian masyarakat merasa bahwa perubahan sosial yang terjadi akan memiliki dampak yang buruk. Sehingga, masyarakat menolak sebuah perubahan sosial dalam masyarakat.

Saat ini terjadi banyak perubahan yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih maju. Namun, keinginan tersebut dapat terhambat dengan adanya faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial.

Berikut merupakan faktor penghambat perubahan sosial, yaitu:

Adat dan Kebiasaan

Setiap masyarakat dalam sebuah negara memiliki adat dan kebiasaan yang berbeda, termasuk Indonesia. Adat serta kebiasaan adalah perilaku anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Adat dan kebiasaan yang terdapat dalam sebuah masyarakat sulit atau tidak berubah ketika timbul krisis adat dan kebiasaan.

Saat ini, adat istiadat dan kebiasaan bisa dikatakan kurang efektif untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, adat dan kebiasaan yang sudah biasa digunakan akan sangat sulit untuk diubah. Hal tersebut menjadi faktor penghambat untuk melakukan perubahan sosial.

Baca juga: Faktor Penyebab Gejala Sosial

Timbul Rasa Khawatir terhadap Integrasi Masyarakat

Beberapa orang dalam kelompok masyarakat merasa khawatir bahkan takut dengan adanya perubahan di masyarakat.

Hal tersebut terjadi karena masyarakat memiliki anggapan bahwa perubahan bisa membuat integrasi masyarakat menjadi goyah.

Perubahan yang terjadi pada lapisan masyarakat juga dianggap bisa mengganggu tatanan sosial yang sudah berlangsung hingga saat ini.

Contoh dari faktor timbul rasa khawatir terhadap integrasi masyarakat adalah pemakaian traktor untuk mengolah lahan pertanian.

Awalnya, petani yang berada di desa menolak penggunaan traktor, karena dianggap bisa menghilangkan budaya gotong royong yang ada di antara petani.

Tetapi, semakin berjalannya waktu, penggunaan traktor menjadi hal yang biasa dan banyak dilakukan sampai saat ini.

Hambatan Ideologis

Perubahan sosial di dalam masyarakat akan sulit terjadi jika berbeda dengan suatu paham atau ideologi yang terdapat pada suatu kelompok masyarakat.

Hal tersebut timbul karena setiap perubahan yang berhubungan dengan keyakinan akan ditolak. Penolakan dari masyarakat hadir karena anggapan yang bertentangan dengan ideologi yang ada.

Contoh hambatan ideologis adalah seperti sebelum pembangunan jalan besar dilakukan di suatu daerah, masyarakat perlu melakukan ritual terlebih dahulu.

Tetapi, ada juga pembangunan yang tidak perlu dilalui dengan ritual terlebih dahulu. Bagi penganut paham tertentu, pembangunan jalan tersebut bisa ditolak karena dianggap bertentangan dengan ideologi yang diyakini.

Sikap Tertutup

Salah satu faktor penghambat perubahan sosial yang masih banyak ditemukan adalah sikap tertutup yang dimiliki oleh masyarakat.

Sikap tertutup atau yang dikenal sebagai sikap konservatif adalah rasa takut untuk melakukan perubahan untuk menuju sebuah kemajuan.

Masyarakat yang memiliki sikap tertutup berpikiran apabila setiap unsur atau elemen yang datang dari luar merupakan ancaman bagi diri dan lingkungannya.

Sikap tertutup biasanya dirasakan oleh masyarakat yang pernah merasakan penjajahan oleh bangsa lain.

Masyarakat yang pernah dijajah akan menganggap bahwa hal-hal yang datang dari negara penjajah adalah suatu hal yang buruk dan negatif.

Apabila masyarakat ingin melakukan dan mencapai sebuah perubahan sosial, artinya sikap konservatif harus dihindari.

Kepentingan yang Tertanam

Nilai-nilai yang telah ada di masyarakat dalam waktu yang lama akan memunculkan kepentingan-kepentingan kolektif.

Hal tersebut tentu dapat menghambat terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Hakikatnya setiap perubahan yang terjadi akan meninggalkan nilai-nilai tradisional yang telah ada.

Hadirnya perubahan memiliki tujuan untuk memunculkan nilai-nilai baru yang lebih sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini.

Masyarakat tidak ingin nilai-nilai yang sudah ada menjadi hilang digantikan dengan nilai baru. Oleh karena itu, masyarakat harus bisa menghilangkan berbagai kepentingan untuk bisa mewujudkan perubahan sosial.

Baca juga : Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif 

Prasangka terhadap suatu Hal yang Baru

Sebuah prasangka buruk yang muncul terhadap hal baru dalam masyarakat bisa menjadi faktor penghambat perubahan sosial.

Saat ada hal baru yang datang, timbul rasa khawatir dari sebagian masyarakat. Apabila merasakan prasangka buruk, sebagian orang dalam masyarakat tersebut akan memengaruhi anggota lainnya untuk menolak terjadinya perubahan tersebut.

Umumnya, masyarakat merasa asing dan tidak terbiasa dengan hal-hal yang baru. Sehingga, timbul stigma negatif di pikiran masyarakat bahkan sebelum perubahan dilakukan.

Anggota masyarakat akan berusaha untuk menolak dan melakukan tradisi yang sudah ada.

Hakikat Hidup

Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan orang-orang yang percaya bahwa setiap hal yang terjadi dalam kehidupan diatur oleh Tuhan, tanpa ada usaha apa-apa yang dilakukan orang tersebut.

Dorongan untuk melakukan perubahan atau penghambat perubahan sosial juga akan selalu hadir dalam masyarakat.

Pendorong maupun penghambat perubahan akan bergantung pada kekuatan masyarakat untuk menanggapi hal tersebut.

Apabila dorongan lebih besar daripada hambatan, maka perubahan sosial bisa saja terjadi. Namun, apabila hambatan lebih besar, maka perubahan sosial akan sulit terwujud.

Sikap Tradisional Masyarakat

Banyak anggota masyarakat yang masih berpegang pada sikap tradisional, karena dianggap memberikan banyak kemudahan.

Tradisi yang sudah hadir dalam waktu yang lama dijadikan sebuah warisan yang harus dilestarikan dan tidak bisa diubah.

Pola pikir masyarakat yang tradisional akan menghambat terjadinya perubahan sosial. Masyarakat yang tertutup dan ingin bertahan dengan kepemimpinan masyarakat cenderung lebih sulit untuk berubah.

Hubungan Antar Masyarakat Lain yang Minim

Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan kehadiran orang lain untuk melakukan interaksi. Oleh karena itu, masyarakat yang jarang berinteraksi atau berhubungan dengan masyarakat lainnya akan merasakan perubahan yang lebih lambat.

Masyarakat tidak memiliki pengetahuan mengenai perkembangan masyarakat lain, yang nantinya tidak akan memperkaya kebudayaan yang dimiliki.

Individu akan terisolasi dengan budaya yang dimiliki serta pemikiran tradisional tanpa bisa berkembang. Hal tersebut akan sangat menghambat adanya perubahan sosial.

Baca juga : Jenis Lembaga Sosial

Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Lambat

Perkembangan ilmu yang lambat dapat terjadi akibat terbatasnya pergaulan masyarakat. Individu yang tidak memiliki keinginan untuk memperoleh ilmu lebih banyak akan memengaruhi perubahan sosial.

Pola pikir individu menjadi terbelakang dan bisa menimbulkan pandangan yang negatif terhadap orang-orang yang menginginkan sebuah perubahan.

Ilmu pengetahuan juga termasuk teknologi-teknologi yang semakin berkembang. Orang-orang yang tidak terbiasa dan sulit menerima perkembangan teknologi akan memiliki pemikiran yang lebih sempit.

Akhirnya, masyarakat tersebut akan menjadi masyarakat yang tertinggal, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat.

Ilmu adalah salah satu hal yang penting untuk mendukung terjadinya sebuah perubahan. Tanpa adanya ilmu, masyarakat tidak akan menyadari bahwa banyak hal positif yang dapat diperoleh dengan adanya perubahan sosial.

Masyarakat akan mencoba menolak, karena pola pikirnya yang tidak memandang jauh dan cenderung sempit.

Faktor-faktor yang bisa menghambat perubahan sosial biasanya ditemukan dalam kehidupan masyarakat desa atau masyarakat yang teguh dengan adat. Hal tersebut memang sulit untuk diubah dan membutuhkan pendekatan yang baik apabila perubahan ingin dilakukan di tempat tersebut.

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

Leave a Comment