Secara umum, bentuk interaksi sosial ada banyak sekali. Namun klasifikasi bentuk interaksi sosial dibagi menjadi dua, yakni asosiatif dan disosiatif.
Namun, apakah yang membedakan keduanya? Untuk lebih mengetahui bentuk-bentuk dari interaksi sosial dan contohnya, berikut adalah ulasannya.
Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
Sesuai dengan namanya, yakni asosiatif, maka bentuk interaksi sosial satu ini tentunya mempunyai pola hubungan yang bagus.
Pola interaksi sosial yang terjadi bisa menciptakan sebuah kerja sama yang memberikan feedback bagus pada masing-masing orang yang terlibat.
Kerja sama bisa tercipta selama masing-masing orang dalam kelompok mempunyai gagasan dan mindset yang sama untuk mencapai kepentingan yang sama.
Beberapa jenis tujuan positif yang dihasilkan dari interaksi sosial asosiatif itu sendiri adalah:
1. Kerja Sama
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa dipungkiri akan selalu berhubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Dalam proses menjalani kehidupan, manusia pastinya akan mengalami interaksi kepada orang lain dan dari sinilah interaksi sosial terbentuk.
Definisi kerja sama adalah ketika orang-orang saling bantu membantu untuk mencapai hasil atau tujuan bersama.
Kerja sama sendiri mempunyai beberapa jenis, di antaranya adalah:
1. Joint Venture
Joint Venture dapat digambarkan sebagai pengaturan bisnis, antara 2 atau lebih perusahaan independen yang kemudian perusahaan-perusahaan itu berkumpul dan membentuk sebuah usaha baru secara hukum dengan jangka waktu tertentu.
Usaha baru ini tentunya dibuat untuk memenuhi tujuan tertentu seperti menyelesaikan tugas, aktivitas, atau proyek.
Baca juga: 5 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
2. Bargaining
Bargaining adalah perundingan atau bentuk sederhana dari proses negosiasi distributif. Bargaining diartikan sebagai bentuk kerja sama dua organisasi atau lebih yang merundingkan tentang perjanjian pertukaran barang dan sebagainya.
3. Gotong Royong
Kehidupan bermasyarakat di Indonesia memang tidak pernah terlepas dari adanya gotong royong. Gotong royong sendiri merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga di sebuah daerah dan dilakukan dengan sukarela. Contoh gotong royong adalah membersihkan lingkungan RT bersama-sama.
4. Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerja sama kelompok organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Koalisi biasanya sering terjadi pada organisasi politik.
5. Kooptasi
Kooptasi adalah sebuah tindakan atau perilaku mengooptasi sesuatu. Melakukan pengambilalihan atau kerja sama untuk menjalin tujuan baru atau berbeda dari yang sebelumnya agar terhindari dari adanya konflik.
2. Akomodasi
Akomodasi merupakan sebuah proses antar individu untuk menyesuaikan diri pada perbedaan pandangan yang untuk mencegah pertikaian.
Adanya akomodasi sangat membantu meredakan pertikaian dan mencegah konflik karena bisa meleburkan dua pandangan yang berbeda. Akomodasi sendiri terdiri dari beberapa bentuk, di antaranya adalah:
1. Koersi
Koersi adalah usaha membujuk individu atau suatu kelompok untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin ia lakukan. Koersi terjadi karena adanya paksaan dari satu kelompok ke kelompok lain yang dianggapnya lemah.
2. Kompromi
Kompromi adalah situasi di mana orang menerima sesuatu yang sedikit berbeda dari apa yang sebenarnya diinginkan karena keadaan atau karena mempertimbangkan keinginan orang lain. Adanya kompromi memudahkan pemecahan masalah bersama.
3. Arbitrase
Arbitrase adalah proses yang melibatkan pihak ketiga untuk membantu menyelesaikan pertikaian yang tidak bisa ditangani oleh kedua belah pihak. Arbitrase merupakan bentuk akomodasi yang melibatkan pihak ketiga untuk mengambil keputusan tentang sengketa setelah argumen masing-masing pihak masih tidak bisa menyelesaikan masalah.
4. Mediasi
Mediasi adalah salah satu metode penyelesaian sengketa alternatif. Mediasi menjadi solusi bagi kedua belah pihak yang bertikai dan tidak bisa mencapai kompromi. Mediasi pada dasarnya adalah negosiasi yang dibantu oleh pihak ketiga.
5. Konsiliasi
Konsiliasi adalah bentuk akomodasi yang sama seperti mediasi. Konsiliasi menggunakan pihak ketiga yang dianggap independen dan netral untuk menciptakan forum guna membahas masalah dan mencari solusi.
Perbedaan utamanya dengan mediator adalah, konsiliator memiliki peran yang lebih langsung dalam penyelesaian masalah dan membantu para pihak mempertimbangkan hasil solusi. Sementara seorang mediator hanya memandu diskusi permasalahan.
6. Toleransi
Toleransi merupakan bentuk akomodasi yang tidak mengharuskan persetujuan secara resmi dari berbagai pihak karena sifatnya yang datang secara naluriah. Toleransi tercipta dengan sendirinya untuk menjaga keutuhan dan kesatuan dan menghindari perpecahan.
7. Stalemate
Stalemate merupakan bentuk dari akomodasi yang terjadi apabila ada dua buah kelompok mempunyai pertentangan namun saling mempunyai kendali untuk tetap seimbang sehingga mencegah konflik berkelanjutan.
3. Akulturasi
Akulturasi adalah proses menerima berbagai unsur budaya baru dalam kehidupan bermasyarakat tanpa harus menghilangkan budaya yang lama. Akulturasi merupakan salah satu proses yang paling dibutuhkan dalam masyarakat agar mau menyadari perubahan yang terjadi dan menerimanya.
4. Asimilasi
Asimilasi adalah mengadopsi sikap, nilai, pola berpikir dan budaya kelompok lain dan membuat sebuah pola kehidupan yang baru. Asimilasi terjadi karena saling menerima dan atas dasar kesepakatan bersama.
Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
Setelah mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif, maka bentuk interaksi sosial yang selanjutnya adalah kebalikan dari asosiatif, yakni disosiatif.
Bentuk dari interaksi sosial disosiatif ini sendiri terbagi menjadi tiga jenis, di antaranya adalah:
1. Kompetisi atau Persaingan
Kompetisi adalah proses sosial yang hampir selalu ditemukan dalam setiap bidang kehidupan manusia. Di manapun ada interaksi antara individu dan kelompok yang berbeda, maka selalu ada elemen kompetisi.
Kompetisi bisa disebut sebagai pergulatan antara dua individu atau lebih, yang berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang dianggap prestise.
Kompetisi biasanya mengacu pada tujuan yang sama oleh individu atau kelompok untuk berlomba-lomba yang mencapai atau mendapatkannya. Persaingan adalah proses yang selalu berkelanjutan sampai tujuan bisa tercapai atau hilang.
Persaingan atau kompetisi ini selalu hadir di setiap bidang kehidupan. Misal, anggota masyarakat mencoba bersaing meraih status sosial yang lebih tinggi.
2. Kontravensi
Kontravensi adalah tindakan yang melanggar hukum, perjanjian atau kesepakatan secara tersembunyi yang dibuat.
Kontravensi merupakan bentuk penolakan yang dilakukan secara diam-diam demi menghindari adanya konflik terbuka.
Ada 4 macam kontravensi, di antaranya adalah:
- Kontravensi rahasia, menyebarkan rahasia kepada pihak lawan atau melakukan pengkhianatan.
- Kontravensi umum, melakukan protes dan perlawanan dengan melakukan intimidasi kepada pihak lawan.
- Kontravensi intensif, menghasut dan menyebarkan kabar burung atau desas-desus yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
- Kontravensi taktis, merencanakan pelanggaran dengan langkah-langkah yang taktis seperti melakukan provokasi atau serangan pada pihak lawan.
3. Konflik Sosial
Konflik sosial adalah persaingan atau perebutan kekuasaan dalam masyarakat. Konflik sosial biasa terjadi ketika dua kelompok atau lebih saling bertentangan dalam interaksi sosial dan mengerahkan kekuatan sosial yang dimilikinya untuk mencapai tujuan yang diperdebatkan.
Konflik sosial juga bisa terjadi hanya karena adanya selisih paham yang kemudian menjadi isu yang besar dan dipermasalahkan. Konflik sosial biasa ditandai dengan adanya ancaman, intimidasi dan perlawanan.
Dari berbagai bentuk interaksi sosial yang sudah dijelaskan di atas, sudahkah Anda memahami mana yang termasuk dalam bentuk interaksi sosial asosiatif dan disosiatif di sekitar Anda?