Instrumen Penelitian Kualitatif : Kriteria dan Macam-Macamnya

Sandi Ma'ruf

Instrumen adalah adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Instrumen penelitian dibutuhkan sebagai pedoman dalam mengumpulkan data penelitian baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif.

Misal, metode pengumpulan data penelitian adalah wawancara, maka instrumen wawancara adalah kertas kerja, lembaran atau catatan yang berisi poin-poin yang akan ditanyakan peneliti.

Pengertian Instumen Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci dalam penelitian. Instrumen lain seperti pedoman wawancara, pedoman observasi adalah instrumen pendukung seorang peneliti untuk mengumpulkan data penelitian.

Perbedaan instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah:

Dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti adalah instrumen langsung yang mencari dan mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung, baik dengan melihat, mendengar dan merasakannya langsung dari responden sebagai sumber data.  

Sedangkan pada penelitian kuantitatif, peneliti hanya mengandalkan data yang berasal dari kuisioner yang dibagikan dan diisi oleh responden.

Baca juga :  Variabel Penelitian Kualitatif : Pengertian, Contoh dan Cara Menentukan

Kriteria Instrumen Penelitian Yang Benar

Kriteria Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian kualitatif yang baik adalah yang punya kredibilitas dan relibilitas. Hal ini untuk menjamin hasil penelitian tidak memberikan informasi yang salah, dan menimbulkan kesalah pemahaman jika dibaca orang banyak.

Penelitian kualitatif akan mempunyai tingkat akurat yang tinggi dengan mengikuti kriteria instrumen berikut:

  1. Kredibilitas

Laporan penelitian kualitatif yang kredibel ditandai dengan pehamanan dan perasaan yang sama bagi orang yang membaca laporannya atau responden yang mengalaminya sendiri.

Oleh sebab itu, instrumen penelitian kualitatif harus valid dalam mengukur atau merekam data penelitian.

Validitas bisa diujikan dengan cara mendiskusikan data penelitian dengan responden.

Sedangkan relibilitas instrumen dapat dibuktikan apabila instrumen yang sama akan menunjukkan hasil yang sama apabila digunakan oleh orang lain, dalam waktu yang bersamaan atau waktu yang berbeda.

  1. Transferabilitas

Ada perbedaan pengerian transferabilitas pada penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Transferabilitas penelitian kuantitatid adalah istilah yang menyatakan bahwa penelitan bersifat transferabilitas apabila temuan penelitian bisa diaplikasikan pada kelompok lain.

Transferabilitas pada penelitian kualitatif adalah apabila temuan penelitian dapat dipahami dengan jelas oleh pembaca.

  1. Dependabilitas

Istilah dependabilitas sama dengan reliabilitas. Reliabilitas pada penelitian kualitatif disebut dengan derajat ketepatan yang dibuktikan dengan instrumen pengukuran penelitian.

Reliabilitas penelitian kualitatif bisa dicapai dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan penelitian yaitu penyusunan database (dokumen, bukti, gambar, wawancara, dst) secara lengkap dan uraian rinci.dari data-data yang ada di lapangan.

  1. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas adalah transparansi penelitian. Semua proses penyusunan dan data penelitian bisa diungkapkan kepada peneliti lain atau umum, sehingga temuannya bisa diperiksa atau dikonfirmasi lagi oleh peneliti lainnya.

Macam-Macam Instrumen Penelitian Kualitatif

Jenis Instrumen Penelitian Kualitatif

1. Instrumen Tes

Tes adalah deretan pertanyaan yang bertujuan untuk mengukur dan mendapatkan data tentang subjek penelitian. Data tersebut bisa berupa kemampuan, pengetahuan, keterampilan, bakat dan lainnya.

Instrumen tes berupa lembaran yang berisi butir-butir soal. Setiap butir pertanyaan tersebut mewakili dari variabel penelitian yang akan diukur.

Jenis-jenis tes yang digunakan dalam penelitian diantaranya:

  1. Tes kepribadian (personality test)
  2. Tes bakat (apttitude test)
  3. Tes intelegensi (intelegence test)
  4. Tes sikap (attitude test)
  5. Tes minat (measures of interest)
  6. Tes prestasi (achievement test)

2. Instrumen Interview

Interview atau wawancara adalah proses dialog antara peneliti dengan partisipan atau narasumber untuk mendapatkan informasi.

Iinstrumen interview berupa pedoman interview/wawancara.

Wawancara dapat dilakukan dengan struktur atau tidak terstruktur (bebas). Wawancara terstruktur artinya, peneliti menggunakan bantuan lembar interview, dan menanyakan sesuai dengan poin-poin yang ada dalam pedoman interview.

Penelitian kualitatif biasanya menggunakan wawancara bebas dan semi terstruktur.

Jenis-jenis interview diantarnya:

  1. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan format atau standar, bersifat bebas. Artinya, pewawancara berhak menanyakan bahasan apapun secara umum terkait dengan tema penelitian. Biasanya untuk pertanyaan yang ada di awal, sudah disiapkan oleh peneliti. Namun pertanyaan-pertanyaan berikutnya adalah inovasi dari peneliti sesuai dengan bahasan dialognya.
  2. Wawancara semi struktur adalah wawancara yang menggunakan pedoman wawancara di awal diskusi. Namun pertanyaan yang diajukan berbeda-beda antar narasumbernya. Pertanyaan bisa berbeda karena menyesuaikan jawaban yang diberikan oleh narasumber.
  3. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang mirip dengan survey tertulis. Dimana setiap narasumber diajukan pertanyaan dengan poin dan urutan yang sama. Hasil wawancara jenis ini beresiko mendapatkan informasi yang kurang lengkap.
  4. Wawancara kelompok adalah wawancara yang narasumbernya berbentuk kelompok. Wawancara ini berfungsi mencari informasi terkait dengan isu daerah, atau isu kelompok tertentu.

3. Wawancara Mendalam (in-depth interview)

Wawancara mendalam digunakan pada penelitian kualitatif. Wawancara mendalam adalah jenis wawancara yang dilakukan dengan tatap muka dan menggunakan metode wawancara bebas atau tanpa pedoman interview.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pada proses wawancara mendalam, faktor tersebut yaitu:

  1. Jenis kelamin pewawancara menentukan hasil wawancara. Perbedaannya bukan karena tingkat kesulitan pertanyaannya, melainkan murni karena perbedaan jenis kelaminnya.
  2. Perilaku pewawancara. Ketika mengajukan pertanyaan, boleh jadi narasumber tersinggung atau merasa tidak nyaman. Oleh sebab itu, pewawancara harus sopan dan benar-benar matang mempersiapkan pertanyaan.
  3. Situasi interview. Misalnya, partisipan dalam keadaan tidak sehat, atau sedang terburu-buru, pewawancara terlalu tegang saat komunikasi dan suasana bising, bau dan lainnya.

4. FGD (Forum Group Discussion)

FGD adalah diskusi yang dilakukan oleh peneliti dengan banyak partisipan untuk mendapatkan informasi penelitian, bukan untuk mencari solusi suatu masalah dan lainnya. FGD merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kualitatif.

Berikut faktor yang harus dipenuhi peneliti saat melakukan FGD:

  1. Proses diskusi bebas. Artinya semua responden boleh mengajukan pertanyaan dan jawaban atau berpendapat, baik pendapatnya baik atau buruk selama masih dalam tema diskusi, masih diperbolehkan.
  2. Semua interaksi harus terekam dengan baik.
  3. Semua peserta harus ikut berinteraksi selama berjalannya forum. Tidak boleh ada responden yang diam dari awal sampai akhir diskusi. FGD dimoderatori oleh orang yang bisa mengatur jalannya diskusi dengan baik.

5. Instrumen Observasi

Observasi adalah metode pengamatan objek penelitian yang mengandalkan semua panca indra manusia (penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan).

Instrumen yang digunakan dalam observasi diantaranya:

  1. Pedoman pengamatan
  2. Rekaman suara dan gambar
  3. Kuisioner
  4. Tes

Tujuan instrumen observasi dalam penelitian kualitatif adalah untuk melengkapi metode wawancara. Dengan bantuan observasi, peneliti bisa mendapatkan data yang lebih banyak dan komprehensif.

Jenis-jenis observasi yaitu:

  1. Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti secara langsung dengan kegiatan harian responden, pada saat melakukan pengamatan atau penelitian.
  2. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak menggunakan pedoman observasi. Proses observasi merupakan inovasi dari peneliti berdasarkan jawab responden dan fakta yang terjadi saat observasi.
  3. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok
  4. Observasi free situasion adalah oberservasi yang dilakukan tanpa batasan alias situasi bebas.
  5. Oberservasi manipulated situation adalah observasi yang telah diatur situasinya.
  6. Observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan dengan urutan kategori dan masalah penelitian yang sudah ditetapkan.
  7. Observasi non sistematis adalah observasi yang dilakukan tanpa rencana atau aturan terlebih dahulu.

6. Instrumen Dokumentasi

Instrumen dokumentasi digunakan untuk penelitian yang mengungkapkan sejarah, mencari landasan hukum dan aturan-aturan yang berlaku.

Penelitian menggunakan instrumen dokumentasi memanfaatkan media-media seperti majalah, foto/gambar, catatan harian, benda bersejarah dan buku.

Dokumen ini digunakan dalam penelitan kualitatif untuk melengkapi metode wawancara dan observasi. Sehingga hasil penelitiannya sangat kaya informasi karena didukung dengan data yang bersumber dari bukti hidup dan bukti mati.

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.