Ilmu ekonomi deskriptif merupakan sekumpulan kenyataan yang berhubungan dengan masalah ekonomi atau topik tertentu.
Ilmu ini termasuk salah satu bagian dari 3 pembagian ilmu ekonomi, selain ekonomi teori dan ekonomi terapan.
Ketiga ilmu tersebut bisa dijadikan patokan bagi pelaku ekonomi, baik individu, swasta dan pemerintah untuk mengambil keputusan ekonomi.
Pengertian Ilmu Ekonomi Deskriptif
Ilmu ekonomi deskriptif adalah ilmu yang menjelaskan tentang kondisi ekonomi yang terjadi di suatu daerah. Penjelasannya biasa dilengkapi dengan gambar, grafik, kurva dan infografis lainnya.
Informasi yang disajikan ini bisa digunakan sebagai pembelajaran, supaya pelaku ekonomi bisa mengantisipasi dan melakukan penanggulangan saat menghadapi kondisi perekonomian yang sama.
Misalnya, inflasi yang terjadi pada suatu negara. Inflasi menyebabkan kenaikan pada harga barang dan jasa yang berakibat buruk pada perekonomian.
Ilmu ekonomi deskriptif akan memberikan informasi tentang kondisi inflasi pada suatu negara, berikut faktor penyebab dan dampak yang ditimbulkan.
Jadi negara lain bisa berbenah, supaya tidak mengalami kejadian buruk tersebut.
Baca juga: 4 Metode Ilmu Ekonomi Induktif, Deduktif, Matematika dan Statistik
Ciri Ilmu Ekonomi Deskriptif
Kita dapat melihat ciri ilmu ekonomi deskriptif berdasarkan poin berikut:
- Ekonomi deskriptif menjelaskan fenomena yang benar-benar terjadi
- Penyajian informasi menggunakan grafik, kurva dan infografis
- Data dan informasi bersifat objektif dan nyata
- Ekonomi deskriptif menjadi acuan dalam menghadapi masalah ekonomi tertentu
- Dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan ekonomi negara
- Menjelaskan data ekonomi dari berbagai sektor
Tujuan Ilmu Ekonomi Deskriptif
Tujuan ilmu ekonomi deskriptif adalah memudahkan pelaku ekonomi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, berdasarkan kejadian ekonomi sebelumnya.
Ilmu ini hadir hasil dari pengamatan, analisa dan penelitian ahli ekonomi. Sehingga bisa dijadikan acuan untuk dasar pengambilan keputusan.
Cara Kerja Ekonomi Deskriptif
Cara kerja ekonomi deksriptif adalah menyampaikan apa yang benar-benar terjadi. Misalnya adanya peningkatan UMR di suatu daerah, maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi akibat daya beli masyarakat yang bertambah.
Hal ini bisa dibuktikan dengan data-data yang ada di berbagai daerah lain. Misalnya, daya beli masyarakat Jakarta lebih tinggi dibandingkan di daerah Yogyakarta. Karena standar gaji karyawan di Jakarta lebih tinggi daripada di Jogja.
Perbedaan Ilmu Ekonomi Deskriptif dan Terapan
Ilmu ekonomi deskriptif merupakan ilmu yang menjelaskan keadaan ekonomi yang sebenarnya dan sudah atau sedang terjadi.
Sedangkan ekonomi terapan merupakan teori ekonomi yang diterapkan dalam kegiatan ekonomi sehari-hari.
Baca juga: 15 Cabang Ilmu Ekonomi
Contoh Ekonomi Deskriptif Terbaru

Dibawah ini contoh ekonomi deskriptif yang populer dan terjadi belum lama ini:
1. Krisis Keuangan Global 2008
Krisis ini adalah kejadian yang mempengaruhi perekonomian dunia secara luas, dimulai dengan runtuhnya pasar hipotek subprime di AS dan berkembang menjadi krisis keuangan global.
2. Kebijakan Moneter Expansionisme
Beberapa bank sentral, seperti Federal Reserve (AS) dan European Central Bank (UE), mengejar kebijakan moneter yang sangat longgar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memulihkan dari resesi.
3. Brexit
Brexit merupakan kejadian yang berpengaruh besar terhadap ekonomi, berupa keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada Juni 2016 memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian Inggris dan UE, dengan perdebatan tentang perdagangan dan regulasi yang mempengaruhi bisnis dan investasi.
4. Perang Perdagangan AS-China
Perselisihan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia memiliki dampak besar pada perdagangan global dan investasi, dengan tarif dan embargo yang mempengaruhi banyak industri.
5. Pandemi COVID-19
Pandemi ini memiliki dampak besar pada perekonomian dunia termasuk Indonesia. Pandemi menyebabkan resesi ekonomi global dan pemutusan hubungan kerja masif, serta memicu perdebatan tentang pemulihan dan bantuan pemerintah.
6. Krisis Hutang Eropa
Beberapa negara-negara Eropa, seperti Yunani, Irlandia, dan Portugal, mengalami krisis hutang yang mempengaruhi stabilitas ekonomi UE dan memicu diskusi tentang bagaimana mengatasi krisis.
7. Kenaikan Harga Minyak
Kenaikan harga minyak mentah global memiliki dampak besar pada harga barang dan inflasi, serta mempengaruhi neraca perdagangan negara-negara produsen dan konsumen minyak.
8. Devaluasi Mata Uang
Beberapa negara memutuskan untuk melemahkan mata uang mereka untuk memperkuat ekspor dan memperbaiki keseimbangan perdagangan, meskipun hal ini dapat menyebabkan inflasi dan menurunkan nilai tukar mata uang.
9. Deregulasi
Beberapa negara memutuskan untuk melepaskan aturan dan regulasi dalam bidang tertentu, seperti perbankan, untuk memperluas aktivitas bisnis dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi, meskipun hal ini dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi.
10. Kebijakan Fiskal
Beberapa pemerintah memutuskan untuk memperkenalkan kebijakan fiskal, seperti pengurangan pajak atau belanja publik, untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan mengatasi masalah ekonomi, meskipun hal ini dapat mempengaruhi stabilitas fiskal jangka panjang.
11. Krisis 98
Salah satu peristiwa populer di Indonesia yang berhubungan dengan ekonomi adalah krisis moneter tahun 1997-1998, yang menyebabkan runtuhnya nilai mata uang Indonesia (rupiah) dan memicu kemerosotan ekonomi nasional.