10 Asumsi Dasar Akuntansi Menurut Para Ahli

Sandi Ma'ruf

Asumsi dasar akuntansi adalah anggapan bagaimana proses akuntansi dijalankan dalam sebuah bisnis.

Tujuan akuntansi sendiri adalah memberikan informasi keuangan yang akurat dan dapat di percaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

Pada prinsip akuntansi sebagai laporan keuangan harus menyediakan informasi yang relevan, dapat dimengerti, daya uji, netral, tepat waktu, daya banding dan lengkap.

Di situs belajar akuntansi ini, kami akan memberikan informasi tentang asumsi dasar akuntansi menurut para ahli.

Asumsi Dasar Akuntansi Menurut AICPA

Akuntansi sebagai suatu sistem mengenal beberapa anggapan dasar (asumsi). Menurut Paul Grady (AICPA) ada 10 asumsi dasar akuntansi adalah:

(A Society and Government Structure honering property right), Asumsi yang pertama adalah suatu masyarakat dan susunan pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi.

Kesatuan usaha yang spesifik (Specific Business Entities)

  1. Penggunaan unit moneter didalam rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts)
  2. Kontinuitas Usaha (Going Concern)
  3. Konsistensi antara periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency between periods for the same entity)
  4. Konservatif (Conservatism)
  5. Perbedaan dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting among independent entities)
  6. Ketergantungan data dari pengendalian intern (Dependability of data through internal control)
  7. Cukup berarti (Materiality)
  8. Batas waktu dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan taksiran-taksiran (Timeliness in financiall reporting requires estimates)

Baca juga : Etika Profesi Akuntansi Serta 8 Prinsip Dasar Kode Etik Lengkap

Asumsi Dasar Akuntansi Menurut GAAP Atau IFRS

Berikut asumsi akuntansi diamanatkan oleh standar akuntansi (baik di bawah AS GAAP atau IFRS.)

Dengan demikian, akuntan mengikuti asumsi-asumsi ketika mempersiapkan laporan keuangan dan auditor juga menggunakan asumsi yang sama ketika melakukan audit laporan keuangan.

1. Kesatuan usaha Economic Entity Assumption

Akuntansi memperlakukan perusahaan sebagai entitas terpisah dari pemilik dan manajer. Ini hanya mencatat transaksi yang terkait dengan perusahaan.

2. Kontinuitas usaha (The Going Concern /Continuity Assumption)

Akuntansi mengasumsikan bahwa suatu perusahaan yang layak dan “going concern” untuk waktu yang tanpa batas yang lama.

Menggunakan asumsi ini perusahaan membagi asetnya ke dalam jangka panjang saat ini dan dan membagi kewajiban menjadi jangka pendek dan panjang.

Baca juga tentang Istilah akuntansi dalam bahasa Inggris.

3. Periodisasi Asumsi Tepat waktu (The Periodicity Assumption)

Akuntansi mengasumsikan kehidupan yang berkesinambungan dari perusahaan dapat dibagi menjadi seragam dan periode konsisten waktu yang laporan keuangan disusun dan diterbitkan.

4. Pengakuan Unit Moneter (Measurement and Units of Measure Assumption)

Akuntansi hanya catatan dan laporan peristiwa ekonomi kuantitatif yang dapat dinyatakan dalam unit moneter.

Di bawah asumsi yang sama, laporan keuangan perusahaan harus dinyatakan dalam mata uang tertentu disebut sebagai mata uang penyajian.

5. Arm’s-Length Transactions Assumption

Akuntansi mengasumsikan bahwa kedua belah pihak terlibat dalam contoh transaksi-untuk, pembeli dan Penjual- sebuah rasional dan bebas untuk bertindak secara independen, masing-masing berusaha untuk membuat kesepakatan terbaik dalam membangun ketentuan transaksi.

6. Keandalan Asumsi (Reliability Assumption)

Akuntansi hanya catatan memadai terbukti transaksi dan hanya menyajikan laporan keuangan yang dapat diandalkan untuk pengguna.

7. Konsistensi Asumsi (Consistency Assumption)

Akuntansi percaya bahwa metode yang konsisten akuntansi harus digunakan dari periode ke periode kecuali dapat diganti dengan metode yang lebih relevan.

8. Akrual Asumsi (Accrual Assumption)

Dalam transaksi rekaman, akuntansi menggunakan basis akrual di mana pengakuan pendapatan muncul ketika diterima dan pengakuan beban terjadi ketika digunakan, dengan atau tanpa uang tunai yang terlibat.

Baca Juga: Siklus Akuntansi

Prinsip Dasar Akuntansi

Prinsip-prinsip akuntansi adalah dasar dari standar akuntansi, jadi penting untuk kita ketahui, bahwa prinsip akuntansi merupakan perintah dari akuntansi yang meliputi “hal apa yang harus dilakukan” dan “apa yang tidak harus dilakukan” untuk menghasilkan laporan yang akurat.

Akuntansi berikut nomor prinsip-prinsip kunci yang merupakan dasar dari standar akuntansi. Jadi penting bahwa Anda dapat melihat mereka sebagai doktrin dan perintah-perintah dari akuntansi tentang “apa yang harus dilakukan” dan “apa yang harus tidak” untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat.

Berikut prinsip dasar dalam akuntansi :

  1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)

Prinsip historis adalah prinsip untuk mencatat asset perusahaan yaitu harga perolehan (harga beli + biaya-biaya terkait) dalam pembuatan asset dan mencatat modal dan biaya.

  1. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)

Prinsip ini meliputi pencatatan penerimaan hanya ketika benar-benar diterima dan terukur.

  1. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)

Prinsip pencocokan dibutuhkan untuk merekam biaya yang berkaitan dengan pembuatan produk dengan pendapatan yang dihasilkan dari produk selama satu periode secara akurat.

  1. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

Prinsip ini menghendaki agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun yang sebelumnya.

Maka metode dan prosedur yang dugunakan dalam proses akuntansi harus ditetapkan secara konsisten dari tahun ke tahun.

  1. Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle)

Prinsip ini mengharuskan menyajikan (mengungkapkan) semua informasi yang relevan meliputi penyusunan laporan keuangan.

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

Leave a Comment