Purposive Sampling Adalah : Teknik Sampel dan Contoh

Sandi Ma'ruf

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dalam penelitian dimana peneliti secara sengaja memilih subjek yang dianggap paling relevan atau representatif untuk dimasukkan ke dalam sampel. 

Teknik ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif atau penelitian dengan fokus tertentu.

Purposive Sampling Menurut Ahli

purposive sampling adalah

Patton

Menurut Patton (1990), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana peneliti secara sengaja memilih subjek yang dapat memberikan informasi yang paling bermanfaat dan relevan untuk mencapai tujuan penelitian.

Creswell

Menurut Creswell (2014), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti memilih subjek yang memiliki karakteristik khusus yang dianggap penting untuk memahami fenomena yang sedang diteliti.

Kothari

Kothari (2004) mendefinisikan purposive sampling adalah teknik bagaimana peneliti memilih orang atau kelompok sebagai sampel berdasarkan maksud dan pendapatnya.

Baca juga: Probability Sampling : Definisi, Teknik dan Contoh Aplikasinya

Rumus Purposive Sampling

  1. Menentukan tujuan penelitian dan populasi

Pada tahap ini, peneliti harus menentukan tujuan penelitian dan populasi yang akan diteliti. Populasi dapat berupa individu, kelompok, atau organisasi, tergantung pada topik penelitian.

Peneliti juga perlu menentukan karakteristik populasi yang relevan dengan tujuan penelitian.

  1. Mengidentifikasi kriteria inklusi dan eksklusi

Pada tahap ini, peneliti harus mengidentifikasi kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas untuk memilih subjek yang paling relevan dan representatif untuk dimasukkan ke dalam sampel.

Kriteria inklusi dapat berupa karakteristik yang berhubungan dengan topik penelitian, sedangkan kriteria eksklusi dapat berupa karakteristik yang tidak relevan atau tidak diinginkan.

  1. Memilih teknik purposive sampling yang sesuai

Pada tahap ini, peneliti memilih teknik purposive sampling yang paling sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik subjek yang dibutuhkan. 

Beberapa teknik yang dapat digunakan antara lain:

  1. Purposive sampling based on extreme cases: Memilih subjek yang paling ekstrem dalam hal karakteristik atau pengalaman terkait topik penelitian.
  2. Purposive sampling based on typical cases: Memilih subjek yang paling mewakili populasi yang diteliti dalam hal karakteristik atau pengalaman terkait topik penelitian.
  3. Purposive sampling based on expert judgement: Memilih subjek berdasarkan penilaian ahli yang terkait dengan topik penelitian.
  4. Purposive sampling based on quota: Memilih subjek berdasarkan proporsi tertentu dari populasi yang diteliti.

4. Memilih subjek penelitian

Pada tahap ini, peneliti memilih subjek penelitian berdasarkan teknik purposive sampling yang telah dipilih. 

Memilih subjek penelitian yang paling relevan dan representatif adalah kunci dalam teknik purposive sampling.

  1. Menganalisis data

Setelah subjek penelitian telah dipilih, peneliti dapat mulai menganalisis data dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian. 

Teknik purposive sampling dapat meningkatkan kualitas data yang diperoleh dan meminimalkan bias dalam pengambilan sampel.

Baca juga: Non Probability Sampling Adalah : Teknik Sampel dan Contoh

Teknik Metode Purposive Sampling

Teknik Purposive Sampling
  1. Sampel Ahli (Based On Expert Judgment)

Teknik ini menggunakan penilaian ahli atau keahlian untuk memilih subjek yang dianggap paling relevan dan representatif untuk dimasukkan ke dalam sampel. 

Misalnya, peneliti dapat meminta saran dari para ahli di bidang yang sedang diteliti untuk memilih subjek yang tepat untuk dimasukkan ke dalam sampel.

  1. Sampel Tipikal (Based On Typical Cases)

Teknik ini digunakan untuk memilih subjek yang memiliki karakteristik yang paling umum atau tipikal untuk dijadikan sampel. 

Misalnya, dalam penelitian tentang penggunaan teknologi informasi di lingkungan bisnis, peneliti dapat memilih perusahaan yang paling banyak menggunakan teknologi informasi sebagai subjek penelitian.

  1. Sampel Kasus Ekstrim (Based On Extreme Or Deviant Cases)

Teknik ini digunakan untuk memilih subjek yang memiliki karakteristik yang tidak biasa atau dianggap sebagai kasus ekstrem atau devian. 

Misalnya, dalam penelitian tentang kesehatan mental, peneliti dapat memilih subjek yang mengalami gangguan kesehatan mental yang sangat parah sebagai subjek penelitian.

  1. Sampel Kasus Kritis (Based On Critical Cases)

Teknik ini digunakan untuk memilih subjek yang memiliki karakteristik penting atau krusial untuk memahami fenomena yang sedang diteliti. 

Misalnya, dalam penelitian tentang pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan, peneliti dapat memilih subjek yang bekerja di lingkungan yang sangat bising atau berbahaya sebagai subjek penelitian.

  1. Sampel Variasi Maksimal (Based On Maximum Variation)

Teknik ini digunakan untuk memilih subjek yang memiliki variasi atau keragaman yang paling tinggi dalam karakteristik tertentu. 

Misalnya, dalam penelitian tentang pengalaman pelanggan, peneliti dapat memilih pelanggan dari berbagai kelompok usia, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda sebagai subjek penelitian.

Baca juga: 9 Contoh Simple Random Sampling dan Rumus Cara Pengambilan

Alasan Menggunakan Purposive Sampling

  1. Efisiensi

Teknik purposive sampling memungkinkan peneliti untuk menghemat waktu dan biaya dalam memilih subjek penelitian yang paling relevan dan representatif.

  1. Kepentingan praktis

Dalam beberapa kasus, teknik purposive sampling dapat membantu peneliti dalam memilih subjek penelitian yang memiliki kepentingan praktis atau pengalaman khusus dalam topik penelitian.

  1. Kualitas data yang tinggi

Dengan memilih subjek penelitian yang sesuai, teknik purposive sampling dapat meningkatkan kualitas data yang diperoleh dan meminimalkan bias dalam pengambilan sampel.

Pasalnya, peneliti dapat memilih subjek dari berbagai latar belakang dan karakteristik yang berbeda, sehingga dapat memperoleh variasi dalam sampel yang dapat meningkatkan kualitas penelitian.

  1. Fleksibilitas

Teknik purposive sampling dapat disesuaikan dengan tujuan penelitian dan karakteristik subjek penelitian yang dibutuhkan, sehingga memberikan fleksibilitas dalam memilih teknik yang paling sesuai untuk setiap penelitian.

  1. Fokus 

Dengan memilih subjek yang paling relevan dan representatif untuk dimasukkan ke dalam sampel, peneliti dapat memperjelas fokus penelitian dan memastikan bahwa tujuan penelitian tercapai dengan baik.

Baca juga: 5 Contoh Probability Sampling Berbagai Bidang Penelitian

Contoh Pengambilan Sampel Dengan Purposive Sampling

1. Kasus di Sekolah

Berikut contoh penerapan sampel dengan purposive sampling untuk meneliti tawuran antar pelajar di sekolah.

  1. Tahap pertama: Menentukan tujuan penelitian dan populasi

Peneliti menentukan tujuan penelitian dan populasi yang akan diteliti. Misalnya, tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tawuran pelajar di sekolah menengah atas.

Populasi penelitian adalah seluruh pelajar sekolah menengah atas di kota tertentu.

  1. Tahap kedua: Mengidentifikasi kriteria inklusi dan eksklusi

Peneliti mengidentifikasi kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas untuk memilih subjek yang paling relevan dan representatif untuk dimasukkan ke dalam sampel. 

Misalnya, kriteria inklusi adalah pelajar sekolah menengah atas yang pernah terlibat dalam tawuran, sedangkan kriteria eksklusi adalah pelajar yang belum pernah terlibat dalam tawuran.

  1. Tahap ketiga: Memilih teknik purposive sampling yang sesuai

Peneliti memilih teknik purposive sampling yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik subjek yang dibutuhkan. 

Misalnya, peneliti dapat menggunakan teknik purposive sampling based on extreme cases untuk memilih pelajar yang pernah terlibat dalam tawuran dengan kekerasan yang sangat tinggi.

  1. Tahap keempat: Memilih subjek penelitian

Peneliti memilih subjek penelitian berdasarkan teknik purposive sampling yang telah dipilih. Misalnya, peneliti memilih tiga pelajar yang pernah terlibat dalam tawuran dengan kekerasan yang sangat tinggi sebagai subjek penelitian.

  1. Tahap kelima: Menganalisis data

Setelah subjek penelitian telah dipilih, peneliti dapat mulai menganalisis data dengan menggunakan metode analisis yang sesuai. 

Misalnya, peneliti dapat melakukan analisis kualitatif dengan mewawancarai subjek penelitian tentang pengalaman mereka dalam terlibat dalam tawuran dan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku mereka.

2. Kasus di Perusahaan

Tujuan penelitian kali ini adalah mengukur kinerja karyawan di perusahaan.

  1. Tentukan populasi

Tentukan populasi karyawan yang akan diteliti. Misalnya, Anda ingin meneliti karyawan pada departemen penjualan di sebuah perusahaan.

  1. Identifikasi karakteristik penting

Identifikasi karakteristik penting dari karyawan yang relevan dengan tujuan penelitian Anda. Misalnya, karakteristik tersebut bisa berupa tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, lama bekerja di perusahaan, dan performa penjualan.

  1. Tentukan kriteria inklusi dan eksklusi

Tentukan kriteria inklusi dan eksklusi yang relevan dengan karakteristik penting tersebut. 

Misalnya, Anda mungkin ingin memasukkan karyawan yang telah bekerja minimal selama 1 tahun dan memiliki tingkat performa penjualan di atas rata-rata.

  1. Pilih subjek yang sesuai

Gunakan kriteria inklusi dan eksklusi untuk memilih subjek yang sesuai dari populasi karyawan. 

Misalnya, Anda dapat memilih 20 karyawan penjualan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

  1. Konfirmasi dan verifikasi subjek

Konfirmasi dan verifikasi bahwa subjek yang dipilih memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. 

Misalnya, Anda dapat memeriksa data performa penjualan untuk memverifikasi bahwa mereka memenuhi kriteria tingkat performa penjualan yang diinginkan.

  1. Melakukan pengumpulan data

Setelah subjek dipilih, Anda dapat melakukan pengumpulan data sesuai dengan tujuan penelitian Anda. 

Misalnya, Anda dapat memberikan kuesioner untuk mengumpulkan data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.

  1. Analisis data

Terakhir, Anda dapat melakukan analisis data untuk mengidentifikasi pola dan temuan yang relevan dengan tujuan penelitian Anda. 

Misalnya, Anda dapat menganalisis data kuesioner untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi kinerja karyawan di departemen penjualan dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja mereka di masa depan.

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

Leave a Comment