Model Pembelajaran Abad 21 SD, SMP, SMA dan Penerapannya

Sandi Ma'ruf

Model pembelajaran abad 21 menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kerjasama, komunikasi, dan kreativitas. 

Model ini berfokus pada peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, memungkinkan mereka untuk mengambil kendali atas pembelajaran mereka sendiri dan membangun pemahaman yang lebih mendalam.

Dibawah ini model pembelajaran yang kami rangkum dari Kemendikbud dan beberapa sumber lainnya.

1. Student Centered (Berpusat Pada Siswa)

Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan ini adalah model pembelajaran berpusat pada siswa, atau yang dikenal juga dengan sebutan student-centered learning. 

Model pembelajaran berpusat pada siswa adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa berperan sebagai subjek aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan.

Guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, menemukan informasi, dan menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata atau disebut juga pembelajaran kontekstual.

Contoh Penerapan model pembelajaran abad 21, Student Centered di Kelas

  1. Diskusi Berbasis Masalah

Pada awal pelajaran, guru dapat mengajukan suatu masalah yang relevan dengan konten pembelajaran kepada siswa. Misalnya, dalam pelajaran ilmu sosial di SMA, guru dapat menyajikan masalah mengenai dampak perubahan iklim terhadap kehidupan manusia di berbagai wilayah. 

Siswa kemudian diberi tugas untuk bekerja dalam kelompok dan mencari solusi berdasarkan penelitian mereka. Guru bertindak sebagai sumber bantuan dan panduan saat diperlukan.

  1. Proyek Kolaboratif

Guru dapat memberikan proyek kolaboratif kepada siswa yang melibatkan penerapan berbagai keterampilan. Sebagai contoh, dalam mata pelajaran bahasa Inggris dan teknologi, siswa dapat diberi tugas untuk merancang dan menyampaikan presentasi multimedia tentang topik tertentu. 

Dalam proyek ini, siswa perlu berkolaborasi dalam mendistribusikan tugas, melakukan riset, mengembangkan konten, dan menggunakan teknologi untuk menyajikan hasil akhir.

  1. Pembelajaran Berbasis Penemuan

Guru dapat mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi suatu konsep atau topik secara mandiri sebelum memberikan penjelasan formal. Misalnya, dalam pelajaran ilmu alam di SD, guru dapat memberikan pertanyaan atau pernyataan yang merangsang rasa ingin tahu siswa tentang tanaman monokotil dan dikotil. 

Siswa kemudian melakukan percobaan sederhana, mengamati hasil, dan berdiskusi tentang temuan mereka. Setelah itu, guru dapat memfasilitasi diskusi tentang konsep akar tanaman secara lebih formal.

  1. Pembelajaran Berbasis Teknologi

Teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pembelajaran berpusat pada siswa. Guru dapat memanfaatkan platform pembelajaran online, simulasi interaktif, dan sumber daya digital lainnya untuk memfasilitasi eksplorasi dan pembelajaran mandiri.

Misalnya, dalam mata pelajaran matematika di SMP, siswa dapat menggunakan aplikasi komputer seperti Geogebra untuk menggambarkan visualisasi konsep matematika.

Baca juga: 15 Metode Pembelajaran Anak SD

2. Discovery Learning

Discovery Learning, atau pembelajaran penemuan, adalah pendekatan pembelajaran dimana siswa secara aktif terlibat dalam mengidentifikasi dan menemukan konsep, prinsip, atau pengetahuan baru melalui pengamatan, eksperimen, dan refleksi. 

Model ini menekankan pada eksplorasi, investigasi, dan pemecahan masalah mandiri oleh siswa, dengan peran guru lebih sebagai fasilitator daripada penyampai informasi.

Contoh Penerapan Discovery Learning di Kelas

  1. Eksperimen Sains

Misalnya, dalam pelajaran sains di SMP, guru dapat memperkenalkan konsep reaksi kimia kepada siswa. Namun, bukannya memberikan definisi dan penjelasan, guru memberikan sejumlah bahan kimia yang aman dan mengajukan pertanyaan kepada siswa: “Apa yang terjadi jika kita mencampurkan bahan A dengan bahan B?” 

Siswa kemudian melakukan percobaan dengan mengamati hasil reaksi, mencatat perubahan, dan menyimpulkan hasil dari pengamatan mereka. Proses ini memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri konsep dasar reaksi kimia melalui pengalaman langsung.

  1. Studi Kasus dalam Sejarah

Dalam mata pelajaran sejarah di SMA, guru dapat memperkenalkan studi kasus tentang suatu peristiwa sejarah yang kompleks. Siswa diberi akses ke berbagai sumber seperti dokumen, gambar, dan laporan, dan mereka diminta untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi tersebut. 

Guru dapat membimbing siswa dalam merumuskan pertanyaan penelitian, mengidentifikasi pola, dan menarik kesimpulan. Proses ini memungkinkan siswa untuk memahami konteks sejarah dengan cara yang lebih mendalam dan kontekstual.

  1. Penelitian Topik Kontemporer

Dalam pelajaran studi sosial atau ilmu pengetahuan alam di SMA, siswa dapat memilih topik kontemporer yang menarik minat mereka, seperti perubahan iklim atau isu sosial. Guru memfasilitasi proses penelitian siswa dengan memberikan panduan tentang bagaimana mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan merumuskan temuan. 

Siswa kemudian menyajikan hasil penelitian mereka dalam bentuk presentasi atau laporan, memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam pemahaman dan solusi terhadap masalah nyata.

3. Flipped Classroom

Model pembelajaran abad 21 Flipped Classroom adalah pendekatan di mana peran tradisional kelas dibalik. Materi pembelajaran yang sebelumnya diajarkan di kelas disajikan kepada siswa melalui sumber-sumber seperti video, bahan bacaan, atau materi online sebelum pertemuan kelas. 

Waktu di kelas kemudian digunakan untuk diskusi, penerapan praktis, dan interaksi antara siswa dan guru.

Contoh Penerapan Flipped Classroom di Kelas

  1. Persiapan Materi Pra-Kelas

Guru memilih materi pembelajaran yang akan disampaikan dalam minggu tersebut dan membuat video pembelajaran singkat. Misalnya, dalam pelajaran lingkungan, guru dapat merekam video yang menjelaskan konsep baru tentang pengolahan limbah rumah tangga. Video ini disertai dengan bahan bacaan tambahan dan latihan yang relevan.

  1. Belajar Mandiri di Luar Kelas

Siswa diinstruksikan untuk menonton video dan membaca bahan bacaan sebelum pertemuan kelas. Mereka diberi tugas untuk mencatat pertanyaan atau konsep yang tidak mereka mengerti agar bisa dibahas dalam kelas.

  1. Diskusi dan Penerapan di Kelas

Ketika siswa datang ke kelas, waktu tidak dihabiskan untuk penyampaian materi. Sebaliknya, guru memulai diskusi terbuka mengenai konsep pengolahan limbah rumah tangga berdasarkan pertanyaan dan pernyataan siswa.

Guru dan siswa bekerja sama dalam menerapkan konsep tersebut dalam masalah nyata. Diskusi ini memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif, mengajukan pertanyaan, dan memperdalam pemahaman mereka.

  1. Kolaborasi dan Proyek Kelompok

Dalam model Flipped Classroom, waktu di kelas juga dapat digunakan untuk kolaborasi dan proyek kelompok. Misalnya, dalam pelajaran bahasa Inggris, siswa dapat diberi tugas untuk membaca cerpen sebelum kelas, dan di kelas mereka dapat berdiskusi dalam kelompok kecil tentang tema, karakter, dan pesan cerita. 

Mereka juga dapat bekerja bersama untuk membuat presentasi atau video tentang analisis cerpen.

  1. Bantuan Individual dari Guru

Dalam kelas terbalik, guru memiliki lebih banyak waktu untuk memberikan bantuan individual kepada siswa. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep dapat mendekati guru untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut atau bimbingan tambahan.

Baca juga: 7 Contoh Pembelajaran Abad 21

4. Project Based Learning

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran abad 21 yang berpusat pada proyek atau tugas nyata yang relevan dengan kehidupan siswa. 

Dalam pendekatan ini, siswa terlibat dalam penyelidikan, eksplorasi, dan pembuatan produk yang merepresentasikan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran, sambil mengembangkan keterampilan kolaborasi, pemecahan masalah, dan komunikasi.

Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek di Kelas

  1. Memahami Konsep Sains Melalui Eksperimen

Dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam di SMP/SMA, siswa dapat dipersilakan untuk memilih topik penelitian, seperti air dan polusi lingkungan. Mereka akan merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menganalisis hasil untuk memahami dampak polusi air. 

Hasil akhirnya bisa berupa laporan ilmiah yang mencakup temuan mereka dan rekomendasi untuk meminimalkan dampak negatif.

  1. Studi Karakter dalam Sastra

Dalam pelajaran sastra, siswa dapat diminta untuk menganalisis karakter dalam sebuah novel atau cerita pendek. Mereka akan mengidentifikasi motivasi karakter, hubungan antar karakter, dan perubahan yang dialami karakter selama cerita berlangsung. 

Kemudian, siswa bisa membuat presentasi atau poster untuk memvisualisasikan analisis mereka.

  1. Rancang Bangun Teknologi Sederhana

Dalam mata pelajaran teknologi atau sains di SMA, siswa dapat diberi tugas untuk merancang dan membangun alat sederhana yang memecahkan masalah tertentu. Misalnya, mereka bisa merancang alat penghemat air untuk taman sekolah atau robot sederhana yang dapat menjalankan tugas-tugas tertentu. 

Selama proses ini, siswa akan belajar tentang konsep teknis dan menghadapi tantangan desain nyata.

  1. Penelitian Sejarah Lokal

Siswa dapat diberi proyek penelitian sejarah tentang aspek-aspek tertentu dari sejarah lokal atau daerah mereka. Mereka akan mencari sumber-sumber primer dan sekunder, mewawancarai orang tua atau tokoh masyarakat, dan merangkum temuan mereka dalam presentasi yang menyajikan cerita sejarah yang lebih lengkap.

  1. Menyajikan Isu Sosial Melalui Kampanye

Dalam mata pelajaran studi sosial atau kewarganegaraan, siswa dapat memilih isu sosial yang relevan, seperti lingkungan, kesejahteraan anak-anak, atau kesetaraan gender. Mereka akan melakukan penelitian mendalam tentang isu tersebut, membuat rencana kampanye untuk meningkatkan kesadaran, dan menyajikannya dalam bentuk poster, video, atau presentasi.

5. Collaborative Learning

Model Pembelajaran Kolaboratif adalah pendekatan di mana siswa bekerja secara bersama-sama dalam kelompok atau tim untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 

Pendekatan ini mendorong interaksi sosial, diskusi, dan berbagi pengetahuan antara siswa, sehingga memungkinkan mereka belajar tidak hanya dari guru, tetapi juga dari satu sama lain.

Contoh Penerapan Model Pembelajaran Abad 21, Collaborative Learning di Kelas

  1. Penulisan Kolaboratif dalam Bahasa*

Siswa dapat bekerja sama untuk menulis esai atau makalah kolaboratif dalam mata pelajaran bahasa. Mereka bisa memilih topik tertentu dan berkolaborasi dalam merencanakan struktur, mengumpulkan bukti, dan menyusun tulisan. 

Melalui proses ini, mereka belajar untuk menghargai berbagai gaya penulisan dan pandangan yang berbeda.

  1. Karya Seni atau Drama Berkelompok

Dalam mata pelajaran seni atau drama di SMP, siswa dapat berkolaborasi untuk membuat karya seni atau pertunjukan. Mereka bekerja bersama untuk mengembangkan konsep, mendistribusikan tugas, dan menggabungkan kontribusi individu menjadi hasil akhir yang kreatif dan berkesan.

  1. Pembelajaran Bahasa Asing dengan Bermain Peran

Dalam pembelajaran bahasa asing di SD, siswa dapat berpartisipasi dalam permainan peran atau simulasi dalam kelompok. Mereka berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari, berperan sebagai karakter tertentu, dan berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam situasi yang realistis.

6. Blended Learning

Model Pembelajaran Blended Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan elemen-elemen pembelajaran daring (online) dengan pembelajaran tatap muka (offline) di dalam kelas. 

Pendekatan ini menciptakan kombinasi fleksibel antara interaksi langsung dengan guru dan interaksi mandiri dengan konten pembelajaran digital.

Contoh Penerapan Blended Learning di Kelas

  1. Materi Pembelajaran Online Sebelum Pertemuan Kelas

Guru mengunggah materi pembelajaran dalam bentuk video, bahan bacaan, atau simulasi online sebelum pertemuan kelas. Misalnya, dalam mata pelajaran fisika di SMA, siswa dapat menonton video yang menjelaskan konsep hukum Newton sebelum datang ke kelas.

  1. Diskusi dan Kolaborasi di Kelas

Saat siswa datang ke kelas, waktu digunakan untuk diskusi kelompok, penerapan konsep, dan kolaborasi. Guru memfasilitasi diskusi mendalam berdasarkan materi yang telah dipelajari secara daring. 

Siswa bekerja bersama dalam kelompok untuk memecahkan masalah atau mengerjakan proyek berdasarkan pemahaman mereka.

  1. Tugas Mandiri dengan Umpan Balik Online

Setelah pertemuan kelas, siswa dapat diberi tugas tambahan atau latihan yang harus diselesaikan secara mandiri melalui platform online. 

Guru memberikan umpan balik melalui komentar atau penilaian online, dan siswa dapat mengaksesnya untuk memperbaiki pemahaman mereka.

  1. Penggunaan Simulasi dan Permainan Edukatif

Dalam mata pelajaran seperti matematika atau sains, siswa dapat mengakses media interaktif pembelajaran atau permainan edukatif online di luar kelas. 

Misalnya, mereka dapat menggunakan aplikasi simulasi untuk memvisualisasikan konsep berbagai fungsi matematika.

  1. Pelatihan Keterampilan Teknologi dan Literasi Digital*

Dalam model Blended Learning, siswa juga belajar untuk mengelola dan berpartisipasi dalam pembelajaran daring. Guru dapat menyertakan pelatihan keterampilan teknologi dan literasi digital sebagai bagian dari pembelajaran, membantu siswa menjadi mahir dalam menggunakan alat dan sumber daya daring.

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

Leave a Comment