Kebijakan Fiskal : Tujuan, Instrumen, Jenis dan Contoh

Sandi Ma'ruf

Akuntansilengkap.com | Beberapa pertanyaan seputar kebijakan fiskal seperti, Apa itu kebijakan fiskal ? Jenis kebijakan fiskal ? Tujuan kebijakan fiskal ? Instrumen kebijakan fiskal ? Semoga bisa terjawab di bahasan ini. 

Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi makro yang berada dalam otoritas pemerintah. 

Kebijakan fiskal mirip dengan kebijakan moneter yaitu untuk mengatur jumlah uang yang beredar.

Perbedaannya adalah kebijakan fiskal lebih menekankan kepada pengaturan pengeluaran dan pendapatan pemerintah.

Pengertian Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)

Fiskal (Latin: Fiskus) adalah berasal dari pribadi pemegang keuangan pertama di zaman Kekaisaran Romawi. 

Arti secara harfiah bisa diartikan sebagai “tas” atau “keranjang” (inggris: fisc) yang artinya perbendaharaan kerajaan atau perbendaharaan negara. 

Pengertian Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang berupaya untuk menjaga dan memperbaiki kondisi perekonomian dengan melakukan perubahan penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Kebijakan Fiskal menjadi salah satu kebijakan ekonomi makro yang berada dalam otoritas utamanya pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Keuangan. 

Di dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah diatur dengan menyebutkan bahwa “presiden memberikan kuasa kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan pengelolaan keuangan beserta kekayaan negara”. 

Jadi pemerintah mengatur semua unsur APBN dengan Kebijakan fiskal yang meliputi pembelanjaan Negara atau pengeluaran Negara.

Contoh kebijakan fiskal adalah penanganan masalah tentang inflasi pada perekonomian nasional. 

Dengan cara mengurangi kelebihan permintaan masyarakat, dengan memperkecil pembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. 

Cara yang demikian ini disebut dengan pengelolaan anggaran.

Baca juga : Kebijakan Moneter

Tujuan Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan sasaran untuk:

  1. Meningkatkan produksi nasional (PDB) dan pertumbuhan ekonomi,
  2. Memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran,
  3. Menstabilkan harga-harga barang, khususnya mengatasi inflasi.

Ketiga tujuan tersebut dicapai dengan cara memperbesar dan memperkecil pengeluaran konsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerintah (Tr) dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).

  1. Kebijakan fiskal bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara optimal.

Kebijakan fiskal berpengaruh besar dengan  pemasukan atau pendapatan negara yang meliputi: bea dan cukai, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, devisa negara, impor, pariwisata dan yang lainnya.

Disamping itu untuk pengeluaran negara contohnya: pembangunan sarana dan prasarana umum, belanja persenjataan, proyek pemerintah, pesawat dan program lain untuk kesejahteraan masyarakat. 

Sehingga kebijakan fiskal dan kebijakan moneter sangat berperan penting menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

  1. Kebijakan fiskal bertujuan untuk memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran

Pengangguran adalah masalah yang cukup besar pada suatu negara, pelaksanaan kebijakan fiskal akan diaplikasikan dan diprioritaskan untuk upaya pencegahan timbulnya pengangguran.

Tidak tercapainya tingkat pendapatan nasional dan laju pertumbuhan ekonomi yang maksimal menjadi kegagalan dalam mencapai kesempatan kerja penuh sehingga berakibat pada bertambahnya orang yang menganggur.

Kesempatan kerja penuh (full employment) adalah keadaan dimana semua pemilik faktor produksi bisa memperkerjakan seseorang pada tingkat dan harga (upah) yang berlaku dapat mendapatkan pekerjaan bagi faktor-faktor produksi tersebut. 

Konsep kesempatan kerja biasanya dihubungkan dengan kesempatan kerja manusia, sebabnya pengangguran tenaga kerja mempunyai pengaruh sosial yang luas.

  1. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mempertahankan kestabilan harga umum pada tingkat yang layak.

Hilangnya harapan mendapatkan keuntungan bisa dialami perusahaan sektor swasta jika terjadi penurunan harga-harga umum yang tajam. Sebaliknya, harga yang terus meningkat juga akan mengakibatkan inflasi. 

Di sisi lain, inflasi dapat memberikan keuntungan pada beberapa kelompok orang dan menciptakan kesempatan kerja penuh, namun juga berdampak negatif pada orang-orang yang berpenghasilan rendah atau tetap.

Inflasi yang deras akan mendorong lemahnya sektor swasta, penyebabnya karena investor akan cenderung berinvestasi untuk barang tahan lama,contohnya rumah dan tanah.

Masalah inflasi yang tidak kunjung stabil akan membuat kurangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Baca juga : Teori Kebijakan Deviden

Instrumen Kebijakan Fiskal

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan serta pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. 

Pada pelaksanaannya, dengan mengubah tarif pajak, maka akan berpengaruh pada ekonomi.

Asumsi, jika pajak diturunkan, maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri bisa meningkatkan jumlah output. 

Sebaliknya, daya beli masyarakat akan turun dan secara tidak langsung menurunkan output industri secara umum jika pajak dinaikkan.

Jenis Kebijakan Fiskal

Kita mungkin hanya terkesan dengan kebijakan fiskal bebas (discretionary fiscal policy) yang meliputi perubahan pajak dan pengeluaran pemerintah secara eksplisit yang dapat mempengaruhi perekonomian.

Discretionary (yang sering disebut dengan aktif) adalah kebijaksanaan yang diterapkan ketika membuat kebijakan dengan sangat hati-hati dalam melihat trend, peramalan masa depan pembangunan, dan perubahan kebijaksanaan ketika perekonomian tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.

1. Penstabil Otomatik

Penstabil otomatik adalah sistem perpajakan yang progresif dan proporsional, sistem asuransi pengangguran dan kebijakan harga minimum. 

Penstabil otomatik termasuk jenis kebijakan fiskal yang sedang berlaku dan cenderung menimbulkan kestabilan dalam kegiatan ekonomi.

Pajak progresif dan pajak proporsional pada umumnya digunakan untuk memungut pajak pendapatan individu yang dipraktekkan hampir di semua negara. 

Sistem pajak ini adalah dengan membebankan kepada individu yang berpenghasilan tinggi, jadi orang yang berpenghasilan rendah tidak perlu membayar pajak.

Di beberapa negara, sistem pajak proporsional digunakan untuk memungut pajak ke atas keuntungan perusahaan-perusahaan korporat yaitu pajak yang harus dibayar adalah proporsional dengan keuntungan yang diperoleh.

2. Fiskal Diskresioner

Kebijakan fiskal diskresioner adalah langkah-langkah yang menangani bidang pengeluaran pemerintah dan perpajakan yang secara khusus bertujuan mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.

Baca juga : Kebijakan Merkantilisme

Contoh Kebijakan Fiskal

  1. Kenaikan dan penurunan suku bunga.
  2. Penerapan pengampunan pajak atau tax amnesty.
  3. Pengurangan atau penambahan subsidi BBM.
  4. Pendanaan melalui penerbitan surat hutang.
  5. Penghapusan pajak sementara saat pandemi covid 19.
  6. Permodalan UMKM.

Hubungan Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal

Kebijakan moneter dalam praktiknya akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga. 

Pasar uang dan surat berharga itu akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, tingkat bunga akan mempengaruhi tingkat agregat. 

Kebijakan fiskal akan memiliki pengaruh melalui permintaan dan penawaran agregat yang pada gilirannya, keadaan di pasar barang dan jasa akan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran agregat itu. 

Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja yang berakibat akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang diharapkan.

Kedua kebijakan ini akan memiliki umpan balik, yaitu, pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.

Itulah tadi penjelasan Jenis Kebijakan Fiskal, Tujuan, Instrumen dan Contoh. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita. Terimakasih banyak atas kunjungannya.

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.