Barter: Pengertian, Contoh, Kelemahan, Syarat, Sejarah

Sandi Ma'ruf

Barter menjadi alat tukar atau alat pembayaran pertama yang dilakukan sebelum adanya uang. Meski saat ini sudah hadir uang, namun sistem pembayaran menggunakan barter hingga saat ini masih (bisa) dilakukan.

Apakah barter tetap efektif pada zaman modern ini? simak ulasan berikut.

Pengertian Barter

Barter adalah kegiatan tukar menukar barang tanpa menggunakan uang kertas, logam, maupun digital.

Barter dilakukan dengan cara menukar barang yang kita miliki, dengan barang milik orang lain yang kita butuhkan.

Baca juga : Contoh Uang Giral

Sejarah Barter

Barter diciptakan hampir sama dengan uang, yaitu utuk memfasilitasi pertukaran dengan barang dan jasa.

Barter pada awal mulanya dikenalkan oleh suku Mesopotamia sekitar tahun 600 SM. Kemudian diadopsi oleh orang Fenisia yang menukarkan barang-barang nya kepada orang lain di daerah-daerah perkotaan.

Dalam sejarahnya, sistem barter pernah menggunakan berbagai barang-barang yang lazim seperti makanan pokok, garam, buah-buahan atau yang tak lazim seperti tengkorak manusia.

Sistem Barter diketahui mengalami perbaikan di zaman Babilonia.

Kesulitan dalam Barter

Kesulitan yang dialami oleh sistem barter adalah sulitnya menemukan orang yang sama-sama membutuhkan barang yang akan ditukarkan.

Pemilik toko roti A membutuhkan cokelat manis untuk membuat rotinya. Lalu pemilik toko tersebut pergi ke tempat penjual untuk membeli cokelat.

Pemilik toko roti A tersebut membawa buah-buahan untuk ditukarkan dengan cokelat manis, namun tak disangka penjual cokelat sudah mempunyai sendiri buah-buahan yang disimpannya dalam gudang. Yang ia butuhkan saat ini adalah beras dan jagung.

Akhirnya, pemilik toko roti tersebut tidak bisa menukar buah-buahan yang ia bawa dengan sekantong cokelat manis.

Baca juga : Jenis Uang Kartal

Kelemahan dalam Barter

Sebelumnya sudah kita ketahui kesulitan-kesulitan dalam melakukan sistem barter.

Jadi kesulitan tersebut bisa kita kelompokkan dalam kelemahan barter berikut ini;

  1. Kuran efisien. Pemilik toko roti A harus membawa-bawa buah-buahan ke tempat penjual cokelat untuk transaksi pembelian.
  2. Sulit menentukan nilai dari suatu barang. Contohnya, berapa banyak cokelat yang bisa didapatkan dengan menukar 2 kg buah pisang?
  3. Ketersediaan barang tidak selalu ada. Dalam hal ini penjual cokelat ternyata sedang membutuhkan beras atau bahan makanan pokok, dan belum membutuhkan buah-buahan.
  4. Sistem barter hanya cocok dilakukan dalam sekala kecil atau tradisional. Tidak bisa dilakukan untuk nilai yang besar.
  5. Tidak tercapai kepuasan maksimum. Terkadang setelah melakukan barter, ada rasa yang kurang pas, karena tidak bisa ditentukan nilai barang yang seimbang antara kedua belah pihak yang terlibat.

Contoh Barter

Meskipun saat ini alat pembayaran sudah umumnya memakai uang, namun seringkali kita masih bisa menemukan sistem barter di sekeliling kita.

Berikut contoh-contoh barter yang bisa kita temui dalam kegiatan di lingkungan sehari-hari.

Di desa-desa, masih banyak orang yang memelihara ayam kampung. Disamping itu, areal sawah juga lokasinya berada di desa atau kampung.

Seringkali, petani yang memiliki beras menukar berasnya dengan ayam milik tetangganya. Barter dalam hal ini saling menguntungkan, karena petani bisa makan ayam kampung untuk dijadikan lauk makan pelengkap, dan pemilik ayam juga pasti membutuhkan beras untuk makanan pokok sehari-hari.

Contoh barter lain,

Kebun pisang milik Pak Somad sedang panen banyak. Sebagian sudah dijual ke pasar, namun karena masih ada sisa, Pak Tejo sebagai petani yang masih juga punya stok beras, berniat membarter beras dengan buah pisang untuk konsumsi buah sehari-hari.

Di desa, masih banyak perilaku barter yang bisa kita temukan.

Tanya Jawab Seputar Barter

Apakah barter saat masih eksis?

Sistem barter adalah metode tukar menukar barang pada zaman dahulu, sebelum adanya media pembayaran seperti uang.

Kabar baiknya, barter saat ini tetap masih eksis namun telah mengalami perubahan. Barter pada zaman ini terjadi dalam lingkup global.

Contohnya, orang-orang di dunia menggunakan internet untuk melakukan barter, biasanya mereka menukarkan sebuah layanan dengan barang sebagai imbalannya.

Tidak ada sistem baku yang mengatur nominal barter. Pihak yang terlibat biasanya melakukan negosiasi untuk mendapatkan nilai yang pas, antara layanan dan barang yang ditukar.

Sebutkan contoh-contoh barter!

Contoh barter adalah transaksi yang tidak melibatkan uang. Misalnya, si A memiliki roti yang ingin ditukarkan dengan selai si B. Keduanya saling membutuhkan.

Kenapa barter dianggap tidak praktis?

Bayangkan ada jutaan transaksi setiap hari, di seluruh dunia, dengan nominal yang luar biasa besar. Transaksi di era modern in bahkan bisa dilakukan tanpa tatap muka, yaitu dengan sistem digital.

Barter tidak akan bisa mewakili itu semua, saat ini uang bisa digunakan untuk menukar barang, jasa dan apapun lainnya.

Dimana anda bisa menemukan barter online?

Silahkan anda pergi ke situs berikut untuk melakukan barter, diantaranya; BabysitterExchange, BizXchange, Craigslist, Freecycle, Game Trading Zone, Goozex, PaperBackSwap dan SwapACD.

Apa kelebihan dari barter?

Meskipun ekonomi sudah berkembang pesat, tidak salah jika anda ingin melakukan alternatif barter. Barter juga memiliki kelebihan, contohnya jika anda memiliki kelebihan bahan makanan, dan anda khawatir akan busuk, maka bisa saja ditukar dengan barang lain milik tetangga atau teman anda.

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

Leave a Comment