Tari Piring : Sejarah, Busana, Aksesoris dan Alat Musik

Tari Piring, kesenian khas dari Provinsi Sumatra Barat. Memiliki nama lain Tari Piriang (Bahasa Minangkabau). Ya memang tari tersebut merupakan tarian tradisional Suku Minangkabau.

Seperi namanya tari tersebut menggunakan piring sebagai propertinya. Para penari menari sambil memegang piring di tangannya yang kemudian diputar dan diayunkan sesuai irama iringan musik pengiring.

Bagi anda yang ingin lebih mengenal tentang tari tersebut, dalam artikel ini akan dikupas tuntas mengenai tari piring, berikut penjelasannya.

Sejarah Tari Piring

sejarah tari piring

Seni tari asli warisan turun-temurun Suku Minangkabau ini awalnya merupakan sebuah tradisi yang digunakan untuk menyembah para dewa-dewa.

Tidak semua dewa disembah, namun dewa yang diyakini memberi berkat kepada hasil panen mereka terutama tanaman padi dan sayur mayur. Persembahan bagi para dewa diletakkan di atas piring, penduduk menyajikannya dengan menari mengikuti iringan musik.

Beberapa tahun setelah Agama Islam masuk dan menyebar ke Minangkabau, penduduk Suku Minangkabau mulai mengharamkan pemberian sesajen dan penyembahan dewa.

Namun tradisi tarian tersebut tetap tidak bisa hilang. Timbullah ide untuk tetap mempertahankan tradisi dan tidak melarang perintah agama dengan cara mengubah tujuan tarian itu sendiri. 

Akhirnya tujuan tarian yang tadinya penyembahan dewa diubah sebagai tarian hiburan warga sekitar. Piring yang tadinya berisi sesajen, sekarang dikosongkan.

Para penari hanya menggunakan piring kosong saat menari. Kini tarian tersebut diberi nama yang sesuai yaitu “Tari Piring”.

Baca :  34 Nama Tarian Tradisional di Indonesia

Fungsi Tari Piring

Fungsi Tari Piring jaman dahulu dan jaman sekarang sudahlah sangat berbeda. Jaman dahulu tarian ini digunakan untuk penyembahan berhala pada masa itu.

Namun di jaman sekarang tarian tersebut menjadi tradisi asli Suku Minangkabau. Dipentaskan saat acara panen, bukan untuk penyembahan berhala namun sebagai hiburan warga sekitar.

Selain dipentaskan saat acara panen, tari piriang biasanya digunakan sebagai tarian penyambutan tamu kehormatan yang datang berkunjung ke Minangkabau.

Tak hanya itu tarian ini juga ditampilkan saat acara syukuran warga seperti acara pernikahan, acara khitanan, lamaran, ulang tahun, maupun acara-acara kecil lainnya.

Busana Penari Tari Piring

Merupakan tari tradisional asli Suku Minangkabau, busana para penari tentunya menggunakan pakaian adat Sumatra Barat baik itu untuk penari pria maupun wanita.

Hal ini bertujuan agar para penari tetap terlihat kompak dan senada meski model busana mereka yang tidak sama persis. Perbedaan model busana yang dimaksud akan dijelaskan pada penjelasan di bawah ini.

1. Busana Pria

busana pria tari piring

Busana penari pria dikenal dengan nama “Busana Rang Mudo”.

  1. Busana tersebut memiliki lengan panjang yang dihiasi dengan renda berwarna emas atau biasa disebut missia oleh Suku Minangkabau.
  2. Celana yang digunakanpun memiliki nama khusus yaitu Saran Gelombang. Celana tersebut memiliki warna yang sama dengan baju atasanya dan berukuran besar.
  3. Aksesoris penutup kepala. Aksesoris tersebut dikenal dengan nama Destar atau Deta. Destar terbuat dari bahan dasar kain songket yang dibentuk segitiga dan diikatkan pada dahi kepala si penari. Destar biasanya juga memiliki warna yang senada dengan busana yang dikenakan si penari.
  4. Para penari pria menggunakan sisampek dan ikat pinggang yang dililitkan memitari pinggang si penari. Panjang kain tersebut mencapai lutur sang penari. Bagian bawah sisampek dihiasi oleh rumbai-rumbai emas atau missia.

2. Busana Wanita

busana wanita tari piring

Berbeda dengan penari pria yang menggunakan Busana Rang Mudo, para penari wanita menggunakan busana yang disebut dengan “Baju Kurung”.

  1. Baju Kurung, biasanya terbuat dari kain beludru kombinasi kain satin. Busana yang dipakai biasanya memiliki warna senada dengan busana pria, hal ini dimaksudkan agar para penari terlihat kompak.
  2. Kain songket, dilipat memanjang dan disampirkan pada bahu sebelah kiri.
  3. Penutup kepala, sama-sama terbuat dari kain songket seperi para penari pria, bedanya penutup kepala penari wanita berbentuk menyerupai tanduk. Sesuai dengan bentuknya nama penutup kepala tersebut adalah “Tikuluak Tanduk Balapak”.
  4. Kalung. Kalung yang digunakan ada dua jenis yaitu kalung rambai dan kalung gadang.
  5. Subang. Subang yang dimaksud adalah anting-anting.

Aksesoris Tari Piring

Aksesoris para penari piring yang utama sudah pastilah piring. Bukan Tari Piring jika para penarinya tidak memegang piring di kedua telapak tangannya. Selain piring aksesoris tambahan yang digunakan yaitu pecahan kaca. Pecahan tersebut digunakan untuk atraksi injak kaca oleh para penari.

Tenang tidak semua para penari menginjaknya, hanya penari senior yang sudah latihan secara khusus saja yang menginjak pecahan kaca tersebut.

Alat Musik dan Lagu Pengiring Tari Piring

alat musik pengiring tari piring
Alat musik rabab
saluang alat musik pengiring tari piring
Saluang alat musik pengiring tari piring
talempong-alat-musik-pengiring-tari-piring
Talempong alat musik pengiring tari piring

Termasuk tari tradisional yang ada sejak jaman dahulu, sudah pasti tarian ini tidak sembarangan dilakukan. Begitupun juga dengan musik pengiringnya.

Alat musik pengiring yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring ini ada banyak, beberapa diantaranya yaitu:

  • Saluang (mirip seruling bambu),
  • Rebana,
  • Gong,
  • Talempong (alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau),
  • Rabab (alat musik gesek khas minangkabau),
  • dan lain-lain.

Irama alat musik menyatu menjadi satu perpaduan yang apik dengan gerakan si penari, sehingga dapat menghipnotis siapa saja yang menyaksikannya.

Tarian ini biasanya diiringi oleh musik penayuhan, musik yang biasanya dialunkan menggunakan lagu :

  • Takhi Pinghing Khua Belas dan
  • Takhian Sai Tiusung.

Lagu-lagu tersebut merupakan lagu asli Minangkabau sendiri. Perpaduan antara musik tradisional dan tari tradisional membuat pertunjukan Tari Piring sangat apik dan disukai banyak orang.

Bagi anda yang penasaran dengan Tari Piring tersebut silahkan datang dan berkunjung ke Minangkabau, Sumatra Barat atau dapat menyaksikannya di Youtube dan media lain.

Menyaksikan dan mendukung perkembangan tari tradisional membuatnya tetap lestari dan tidak di klaim oleh negara lain. Tradisi Indonesia harus kita jaga, jika tidak siapa lagi yang menjaga. Salam Putra-Putri Bangsa.