Ketimpangan Sosial Ekonomi, Contoh Dan Cara Mengatasinya

Sandi Ma'ruf

Apakah di desamu masih sulit sinyal jaringan telepon dan internet? jika benar, artinya sedang terjadi ketimpangan sosial ekonomi di daerahmu.

Ya, ketimpangan sosial ekonomi merupakan jenis ketimpangan yang masih sering ditemukan pada negara berkembang.

Penyebabnya, persebaran industri yang kurang merata, pendapatan perkapita dan tingkat pendidikan yang rendah.

Apa itu Ketimpangan Sosial Ekonomi?

Ketimpangan sosial aspek ekonomi adalah kondisi perbedaan yang signifikan antara penghasilan dan pendapatan di masyarakat maupun daerah.

Contoh nyata ketimpangan ekonomi adalah UMR (Upah Minimum Regional) yang berbeda antara daerah satu dan lainnya.

UMR di Lampung sebesar Rp 2.4 juta, sedangkan UMR di Jakarta sekitar Rp 4.5 juta.

Ketimpangan ekonomi juga bisa diartikan sulitnya masyarakat tertentu dalam mendapatkan haknya sebagai warga negara.

Contohnya transportasi umum yang jauh berbeda antara di desa dan di kota. Perbedaan dari segi bentuk/kebersihan/kerapihan dan segi jumlah.

Begitupun dengan pembangunan, seperti pembangunan jaringan internet dan layanan digital lainnya.

Baca juga : Gejala Sosial: Pengertian, Bentuk, Dampak, Faktor Penyebab

Penyebab Ketimpangan Ekonomi

Penyebab ketimpangan ekonomi terdiri dari beberapa faktor berikut :

1. Faktor Demografi

Faktor demografi meliputi persebaran penduduk dan jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang besar biasanya lebih diprioritaskan dalam pembangunan.

Selain itu, lokasi daerah seperti daerah kota madya atau disekitar pemerintahan kota juga selalu lebih baik pembangunan ekonominya.

2. Faktor Pendidikan

Penyebab kedua ketimpangan ekonomi adalah faktor pendidikan, karena pendidikan punya peran penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi, umumnya punya kreatifitas, kemampuan analisa dan cenderung mencari penghidupan yang lebih layak.

Sedangkan masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah, seringkali memiliki keterbatasan dalam pengembangan ekonomi.

3. Faktor Status Sosial

Status sosial adalah kondisi seseorang atau kelompok yang ada di masyarakat.

Contoh status sosial adalah :

  1. Pejabat,
  2. Sipil,
  3. Anak bangsawan,
  4. Keturunan etnis tertentu,
  5. Pemuka agama,
  6. Pahlawan,
  7. Dokter,
  8. Tentara,
  9. PNS.

Orang dengan status sosial lebih tinggi, mudah untuk mendapatkan haknya, misalnya dalam akses layanan publik.

Berbeda dengan masyarakat sipil biasa, yang bukan hanya sulit, namun tidak mengerti tentang hak yang seharusnya bisa diterima.

Jadi status sosial termasuk faktor penyebab ketimpangan sosial ekonomi.

4. Faktor Pembangunan

Pembangunan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun perusahaan swasta seringkali hanya terpusat pada daerah perkotaan saja.

Hal ini menyebabkan kondisi ekonomi di sekitar pembangunan tersebut turut meningkat.

Contohnya, pembangunan pusat perbelanjaan, perkantoran, tempat pendidikan dan lembaga ekonomi lainnya.

Berbeda halnya dengan daerah yang minim industri, akan sulit mengalami perubahan ekonomi secara masif.

5. Faktor Kemiskinan

Kemiskinan akan terus melahirkan kemiskinan. Sebagian orang mungkin sepakat dengan pernyataan tersebut.

Maksudnya, keluarga yang kurang mampu cenderung tidak bisa memberikan pendidikan baik formal maupun informal kepada anggota keluarga lainnya.

Sehingga sulit untuk merubah nasib ekonomi keluarga mereka, hingga beberapa generasi berikutnya. 

Berbeda dengan keluarga yang mampu, mereka bisa akses pendidikan lebih mudah dan memiliki pandangan yang baik untuk membangun kondisi ekonomi keluarganya.

Memiliki pendidikan tinggi juga lebih mudah mendapatkan pekerjaan, sehingga bisa terhindar dari kemiskinan.

Baca juga : Kesenjangan Sosial : Faktor, Dampak, Contoh dan Cara Mengatasinya

Cara Mengatasi Ketimpangan Ekonomi

1. Pemerataan Pembangunan

Pemerataan pembangunan sangat baik dalam menyelesaikan masalah ketimpangan ekonomi.

Contoh pemerataan pembangunan diantaranya :

  1. Membangun jalan desa terpencil yang masih banyak yang rusak.
  2. Perbaikan jaringan komunikasi.
  3. Sinkronisasi data dari tingkat RT hingga ke kabupaten/kota bahkan pemerintah pusat.
  4. Memastikan ketersediaan bahan baku pangan di semua wilayah dan masyarakat mampu mendapatkannya.
  5. Mengoptimalkan potensi daerah, melalui UMKM dan koperasi.

2. Mewujudkan Layanan Kesehatan Terbaik

Hari ini kita bisa sama-sama saksikan, bahwa orang yang mengandalkan subsidi pemerintah seperti BPJS sangat terbantu.

Sayangnya, seringkali unit layanan kesehatan yang dekat dengan masyarakat tidak mampu menangani jenis penyakit tertentu, sehingga pasien harus ditransfer ke kota dan rumah sakit umum daerah.

Pemerintah harus membangun fasilitas kesehatan terbaik hingga ke tingkat desa. Supaya beban kerja di rumah sakit umum bisa terurai dan setiap pasien bisa mendapatkan layanan kesehatan terbaik.

3. Peningkatan Mutu Pendidikan

Peningkatan mutu pendidikan adalah cara efektif untuk mengatasi ketimpangan sosial ekonomi.

Salah satu solusinya adalah teknologi digital harus benar-benar dimanfaatkan untuk menghilangkan batasan seseorang dalam mendapatkan pendidikan.

Untuk menghadapi tantangan global, generasi peserta didik harus dipersiapkan dengan bekal ilmu yang lebih spesifik, bukan hanya pengetahuan umum semata.

Fasilitas pendidikan di seluruh daerah di Indonesia juga harus diperhatikan, jangan sampai ada sekolah yang bahkan tidak punya komputer hingga alat penampil layar (projector).

4. Pembangunan Industri di Desa

Desa biasanya menjadi tempat produksi bahan makanan pokok, sayur, pertanian dan perikanan.

Karena penyerapan di desa sangat sedikit, tentu bahan tersebut harus dikirim ke perkotaan. Namun karena jaraknya jauh, seringkali harga yang dipasaran sangat timpang dengan yang diterima petani.

Solusinya, pemerintah melalui Pemda (Pemerintah Daerah) setempat bisa mengupayakan untuk pembuatan industri pengolahan bahan makanan pokok yang dekat dengan areal pertanian.

Alternatif lain, bisa dibuat lab pertanian/lab perkebunan/lab perikanan di desa dengan tenaga ahli, untuk membantu petani memaksimalkan hasil pertanian mereka.

5. Fasilitas Pengolahan Sampah Memadai

Masih banyak pemukiman warga yang belum memiliki tempat pengolahan sampah. Kebanyakan sampah hanya berakhir di tempat penampungan akhir.

Alangkah baiknya dibangun fasilitas pengolahan sampah, selain menjaga lingkungan juga menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar.

Baca juga : 6 Contoh Masalah Pokok Ekonomi Klasik Dan Modern

Contoh Ketimpangan Sosial Ekonomi

  1. Orang dengan status ekonomi menengah ke atas, lebih mudah untuk mendapatkan akses hukum.
  2. Syarat pekerjaan kebanyakan menggunakan minimal pendidikan sarjana.
  3. Kelompok minoritas di beberapa daerah seringkali mengalami kesulitan sosial ekonomi, misalnya untuk mendaftar di lowongan pekerjaan.
  4. Proses pendidikan yang terpusat, sehingga metode, standar, kualitas tenaga pendidik timpang antara kota dan desa.
  5. Kebanyakan masyarakat menganggap penampilan sebagai standar perlakuan. Orang yang berbusana kurang menarik, sering diabaikan.
  6. Seseorang berkebutuhan khusus, sulit mendapatkan pekerjaan layak.
  7. Fasilitas publik seperti jalan, transportasi umum, masih belum ramah terhadap orang berkebutuhan khusus, difabel, ibu hamil, orang tua dsb.
  8. Pendidikan terbaik hanya ada di sekolah negeri di kota atau swasta, sangat timpang dengan fasilitas pendidikan masyarakat desa dan daerah terpencil.

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

Leave a Comment