Kelompok Sosial: Pengertian, Fungsi, Jenis, Ciri, dan Proses

Sandi Ma'ruf

Ketika manusia menjalin hubungan satu sama lain, sebuah ikatan akan tercipta. Ikatan yang tercipta karena kesadaran tujuan dan kepentingan yang sama itulah, yang akhirnya membangun sebuah kelompok sosial. Kelompok sosial merupakan bagian dasar dari hampir setiap kehidupan manusia.

Kelompok sosial adalah kumpulan orang-orang yang berinteraksi satu sama lain dan memiliki karakteristik yang sama dalam membentuk sebuah hubungan yang harmoni.

Kelompok sosial sendiri dapat didefinisikan dengan beberapa cara berbeda, bergantung pada perspektif yang diambil.

Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi secara teratur atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Sebuah kelompok sosial mempunyai pengakuan yang sama meski mempunyai latar belakang yang saling berbeda.

Definisi tersebut cukup sederhana, tetapi memiliki implikasi yang signifikan. Interaksi yang sering antara satu orang dengan yang lain pada akhirnya menuntun orang untuk berbagi nilai dan keyakinan. Kesamaan dan interaksi ini menyebabkan seseorang mengidentifikasi satu sama lain.

Identifikasi dan keterikatan, pada gilirannya, merangsang interaksi yang lebih sering dan intens sehingga terciptalah kelompok sosial.

Setiap kelompok selalu menjaga solidaritas dengan semua kelompok lain untuk menciptakan hubungan yang harmonis.

Kehadiran kelompok sosial sangat penting baik, bagi anggotanya maupun bagi masyarakat luas. Melalui kelompok sosial, maka keberadaannya bisa mendorong masyarakat untuk menciptakan sebuah sistem dan tatanan sosial yang disepakati bersama.

Ya, kelompok sosial merupakan himpunan beberapa orang yang memiliki hubungan kuat dan saling memberikan feedback dan pengaruh.

Kelompok sosial membuat sebuah sekumpulan manusia saling berhubungan. Adanya kehidupan berkelompok memberikan banyak pengalaman bagi seseorang untuk belajar hal-hal yang mungkin tidak dia dapatkan di bangku sekolah.

Baca juga: Contoh Interaksi Sosial

Macam-Macam Kelompok Sosial

Tidak semua Sosiolog memiliki pandangan yang sama mengenai klasifikasi kelompok sosial yang mungkin ditemukan dalam suatu masyarakat.

Berikut macam-macam kelompok sosial di masyarakat :

1. Kelompok Primer

Kelompok primer adalah sebuah himpunan antara satu individu dengan yang lainnya yang berinteraksi secara intim dan bekerja sama dalam jangka waktu yang lama.

Contoh kelompok utama adalah keluarga, teman sejurusan kuliah, teman sebaya, tetangga, teman sekelas, perkumpulan mahasiswa, dan anggota komunitas.

Kelompok-kelompok ini ditandai oleh hubungan primer yang mana pola komunikasinya bersifat informal. Anggota kelompok primer memiliki ikatan emosional yang kuat sehingga saling berhubungan satu sama lain sebagai individu yang utuh.

2. Kelompok Sekunder

Kelompok sekunder adalah sekumpulan individu yang tidak banyak berinteraksi. Anggota kelompok sekunder kurang emosional jika dibandingkan kelompok primer.

Kelompok-kelompok ini ditandai oleh hubungan sekunder yang mana pola komunikasinya lebih bersifat formal.

Anggota dari kelompok sekunder bisa jadi tidak mengenal satu sama lain, hanya sebatas saling tahu nama meski saling berinteraksi tatap muka.

Pola komunikasi yang dibangun oleh anggota dalam kelompok sekunder ini hanyalah sebatas memainkan perannya sebagai anggota saja.

Contoh kelompok sekunder adalah seorang investor saham dan berbagai kliennya. Seorang investor saham kemungkinan besar berhubungan dengan kliennya hanya dalam hal bisnis.

Dia mungkin tidak akan bersosialisasi mengenai hal-hal di luar bisnis dengan kliennya sehingga tidak ada hubungan emosional antara dia dan klien-kliennya.

Baca juga: Mobilitas Sosial

3. Kelompok Formal

Kelompok formal merupakan sekumpulan orang yang bersatu karena adanya aturan yang mendasari. Kelompok model satu ini memiliki hierarki, struktur pengurus dan ada tanggung jawab pada masing-masing anggotanya.

Contoh dari kelompok formal adalah badan eksekutif mahasiswa (BEM), Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Serikat Petani Indonesia (SPI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan masih banyak lagi.

4. Kelompok Informal

Sebaliknya, kelompok informal adalah terbentuk karena adanya pola interaksi yang sangat dekat antara anggotanya.

Semua anggota yang ada di kelompok informal tidak dibebani dengan tanggung jawab kerja, tidak ada struktur kepengurusan, dan tidak ada aturan yang mengikat.

Semua peran dan tanggung jawab dilakukan dengan penuh sukarela dan keikhlasan.

Contoh dari kelompok informal sendiri ada banyak seperti paguyuban petani di desa, komunitas pecinta motor antik, komunitas pecinta kucing dan sebagainya.

Ciri-ciri Kelompok Sosial

Ada beberapa ciri yang khas dari kelompok sosial, di antaranya adalah:

1. Mempunyai  Kesadaran Bersama

Anggota kelompok sosial mempunyai rasa kesadaran untuk saling terkait (pada setiap anggotanya). Jumlah anggota yang cukup banyak tidak akan membentuk kelompok sosial, kecuali terdapat kesadaran timbal-balik di semua anggotanya.

Oleh karena itu, kesadaran bersama dianggap sebagai ciri yang penting yang akan membentuk karakteristik penting dari sebuah kelompok sosial.

2. Mempunyai Kepentingan Bersama

Sebagian besar kelompok sosial dibuat untuk memenuhi kepentingan tertentu. Selanjutnya, individu yang memmbuat kelompok harus memiliki tujuan yang sama.

Untuk menuju kepentingan bersama itulah mereka bertemu dan saling berinteraksi. Kelompok sosial tercipta dimulai minat yang sama.

3. Rasa Persatuan yang Tinggi

Semua kelompok akan membutuhkan rasa kebersamaan dan rasa simpati agar rasa saling memiliki berkembang. Anggota kelompok sosial selalu mempunyai rasa persatuan yang tinggi agar hubungan yang dimiliki selalu harmonis.

4. Mempunyai Norma yang Berlaku

Masing-masing anggota dari setiap kelompok memiliki norma dan anggotanya harus mengikutinya. Setiap anggota yang menyimpang dari norma kelompok yang disepakati harus mendapatkan hukuman.

Norma ini bisa dibuat dalam bentuk hukum, tradisi, adat, dll. Bisa tertulis ataupun tidak tertulis. Kelompok menjalankan beberapa kendali atas anggotanya melalui aturan atau norma yang berlaku.

Proses Terbentuk Kelompok Sosial

Kehidupan manusia sebagian besar adalah kehidupan kelompok. Jika seseorang hidup dalam masyarakat, dia biasanya juga merupakan anggota dari sejumlah kelompok yang dengan sendirinya dapat dianggap ada dalam masyarakat.

Kelompok adalah sejumlah orang yang terlibat dalam pola hubungan satu sama lain.

Proses terjadinya kelompok sosial sendiri adalah ketika ada interaksi yang intens antara satu orang dengan yang lain. Mereka mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama hingga kemudian membentuk sebuah kelompok.

Kemudian kelompok itu membangun interaksi dengan kelompok yang lainnya lagi sehingga terciptalah sebuah kelompok sosial.

Baca juga: 10 Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Fungsi Kelompok Sosial

Lalu apa sih fungsi dari adanya kelompok sosial itu sendiri? Setidaknya ada dua klasifikasi fungsi kelompok sosial yang dibagi berdasarkan fungsi individu dan masyarakat. Di bawah ini adalah fungsi kelompok sosial:

  1. Membangun keseragaman meski terdapat perbedaan adat, latar belakang, agama dan etnis.
  2. Memberikan ruang kepada anggota kelompok untuk berbagi pendapat, pengalaman dan minat kepada kelompoknya.
  3. Memenuhi kebutuhan masing-masing anggotanya.

Sementara fungsi adanya kelompok untuk masyarakat adalah:

  1. Berbagi peran yang ditentukan oleh jabatan dan posisi pekerjaan dalam kelompok.
  2. Melakukan tugas-tugas organisasi dan membuat anggota kelompok lainnya tetap fokus untuk menyelesaikan pekerjaan.
  3. Menguatkan identitas antara anggota kelompoknya.

Dari pembahasan mengenai kelompok sosial yang dijelaskan di atas, secara garis besarnya, kelompok sosial adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi secara tertib dan menerima keberagaman di antara individu.

Sebagai hasil dari interaksi ini, para anggota kelompok mulai merasakan rasa memiliki yang kuat.

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

Leave a Comment