Rekonsiliasi Bank: Pengertian,Tujuan dan Contoh

Sandi Ma'ruf

Rekonsiliasi bank adalah proses pencocokan data keuangan yang ada di perusahaan dan data keuangan di Bank karena sering terjadi perbedaan.

Yang menyebabkan rekonsiliasi bank, terkadang ada beberapa faktor seperti perbedaan pencatatan laporan keuangan, tapi hal ini pun wajar terjadi.

Contoh ilustrasi rekonsiliasi bank:

Adanya setoran dalam perjalanan, pihak perusahaan sudah mencatat dana tersebut sebagai kas keluar, namun karena masih dalam perjalanan dan belum sampai ke Bank tujuan, sehingga Bank belum mencatat adanya penambahan dana.

Sebaiknya rekonsiliasi bank rekonsiliasi bisa di lakukan minimal 1 bulan sekali, atau bisa juga dilakukan serutin mungkin.

Pengertian Rekonsilasi Bank

Rekonsiliasi bank adalah proses penyesuaian informasi catatan kas menurut perusahaan dan menurut bank.

Bank secara berkala mengirimkan statement berupa laporan rekening koran. Laporan tersebut bersisi informasi tentang seluruh transaksi (lengkap dengan bukti transaksi) penyetoran, maupun pengambilan oleh nasabah/perusahaan selama periode tertentu.

Melalui kedua bukti tersebut, perusahaan dapat mengetahui apabila terjadi kekeliruan, yang mengakibatkan perbedaan catatan menurut bank dan perusahaan.

Mengapa perlu dilakukan rekonsiliasi bank?

Rekonsiliasi laporan bank perlu dilakukan untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank, selain itu untuk mengetahui jumlah penerimaan ataupun pengeluaran yang belum tercatat oleh perusahaan.

Jika terdapat perbedaan yang dihasilkan karena ada suatu transaksi yang belum tercatat bank maka catatan perusahaan dianggap benar, dan sebaliknya jika catatan karena perbedaan pos-pos lain maka perlu disesuaikan antara catatan perusahaan dan catatan menurut bank.

Mengapa bisa terjadi perbedaan pencatatan?

Ada beberapa faktor yang umumnya menyebabkan perbedaan catatan bank dan perusahaan diantaranya:

  1. Deposit on transit (deposit/ setoran dalam perjalanan),

faktor ini yang biasanya sering menjadi penyebab pada kasus ini.

Faktor ini terjadi karena setoran yang dikirimkan oleh perusahaan ke bank pada akhir bulan belum diterima oleh bank sampai pada bulan berikutnya. Sehingga perusahaan sudah mencatat sebagai pengeluaran (setoran) namun bank belum mencatat karena belum menerima setoran tersebut.

  1. Jasa giro

Bunga yang sudah diperhitungkan oleh bank tetapi perusahaan belum menghitung/mencatat transaksi tersebut.

3. Cek beredar (outstanding cheque)

Cek beredar adalah cek yang sudah tercatat dikeluarkan oleh perusahaan namun si pemegang cek belum di uangkan di bank atau cheque on hand.

  1. Cek kosong

Cek kosong ini menyebabkan bank tidak mencairkan uang karena kurangnya dana setoran perusahaan namun perusahaan sudah mencatatnya sebagai pengeluaran cek.

  1. Piutang wesel

Piutang wesel sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya.

Faktor-faktor penyebab perbedaan diatas sudah lazim ditemukan dan sudah di persiapkan penyelesaiannya oleh pihak terkait.

Bentuk rekonsiliasi bank terdiri dari dua bagian yaitu:

  • Saldo Rekening Koran dan,
  • Saldo Catatan Perusahaan (nasabah)

Setelah dilakukan pengecekan dan perhitungan, kedua saldo tersebut harus berakhir dengan “Saldo Kas yang Benar” dengan jumlah yang sama antara keduanya.

pengertian-rekonsiliasi-bank-dan-contohnya

Bentuk Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi Bank Bentuk Vertical (Report Form)

Bentuk vertical adalah menyusun laporan rekonsiliasi secara bertingkat. Bagian atas melaporkan rekonsilasi saldo kas dan bagian bawah melaporkan rekonsiliasi saldo rekening koran. Contoh rekonsiliasi bank bentuk vertikal adalah sebagai berikut :

bentuk rekonsiliasi bank vertikal

Rekonsiliasi Bank Bentuk Skontro (Account Form)

Bentuk ini menyajikan rekonsiliasi saldo kas di sisi kiri dan reoknsiliasi saldo rekening koran di sisi kanan.

bentuk rekonsiliasi bank skontro

Rekonsiliasi Bank Bentuk 4 Kolom

Bentuk 4 kolom menyajikan rekonsiliasi bank dalam 4 kolom mutasi nominal. Contoh rekonsiliasi bank bentuk 4 kolom adalah sebagai berikut:

bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom

Bentuk 8 Kolom

Bentuk 8 kolom adalah pengembangan dari bentuk rekonsiliasi 4 kolom, yang memberikan rincian bank dan perusahaan di masing-masing kolom. Bentuk ini memiliki kelebihan lebih detail dalam memberikan informasi dan lebih mudah dibaca.

bentuk 8 kolom

Contoh Laporan Rekonsiliasi Bank

Saldo rekening Bank ARTHA di Buku Besar PT. MARTECH pada tanggal 31 Juli 2006  menunjukkan jumlah sebesar Rp.185.500. Saldo menurut rekening koran bank pada tanggal tersebut adalah Rp.207.000. Setelah dilakukan pemeriksaan, perbedaan itu disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

  1. Biaya administrasi bank pada bulan Juli 2006 sebesar Rp.2.800 yang muncul di rekening koran bank belum dicatat oleh perusahaan karena nota debitnya belum sampai.
  2. 5 lembar cek berjumlah Rp.40.750 yang telah dibayarkan kepada para pemasok (supplier) untuk melunasi utang ternyata masih belum diuangkan.
  3. Cek yang ditarik oleh PT. AYU sebesar Rp.15.000 telah salah dibukukan oleh bank ke dalam rekening PT. MARTECH.
  4. Kiriman uang dari langganan melalui transfer bank sebesar Rp.3.950 untuk pelunasan utangnya belum dicatat dalam pembukuan perusahaan.
  5. Cek nomor SR 5220 sebesar Rp.70.550 dicatat dalam pembukuan PT. MARTECH dengan jumlah Rp.65.150

Diminta:

  1. Buatlah rekonsiliasi bank untuk PT. MARTECH pada tanggal 31 Juli 2006
  2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan.
Pengertian Rekonsiliasi Bank dan "Contohnya"
Pengertian Rekonsiliasi Bank dan "Contohnya"

Contoh ٍSoal Rekonsiliasi Bank

Kasus #1

Bank ARTHA mengeluarkan rekening koran per tanggal 31 Desember 2017 yang dikirim untuk PT. BIMA menunjukkan saldo sebesar Rp. 1.550.000,- .

Bila dibandingkan dengan saldo kas di bank yang tercatat di buku besar PT. BIMA terdapat perbedaan saldo yaitu menunjukkan jumlah sebesar Rp. 1.035.000,-.

Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata perbedaan saldo tersebut disebabkan karena  adanya transaksi-transaksi berikut:

  1. Transfer (kiriman uang) dari langganan untuk pelunasan utangnya sebesar Rp.750.000,-
  2. Setoran Dalam Perjalanan (Deposit In Transit) sebesar Rp. 2.500.000,-
  3. Cek yang ditarik PT. BIMA sebesar Rp. 815.000,- untuk dicairkan ke Bank sudah dicatat dalam pembukuan perusahaan. Ternyata masih belum diuangkan ke Bank oleh pegawai PT. BIMA karena terlambat.
  4. Wesel tagih yang ditagihkan melalui Bank ARTHA telah dapat tertagih dan dikreditkan dalam rekening PT BIMA sebesar Rp. 500.000,-
  5. Setoran dana dari PT. BIMA ke bank sudah dibukukan sebesar Rp. 1.250.000,-namun belum disetorkan oleh petugas perusahaan.
  6. Cek dari pelanggan yang di kliringkan ke Bank sebesar Rp. 825.000,- ternyata kosong (Non Sufficient Cheque).
  7. Bank ternyata salah mencatat pada pembukuan atas transaksi penarikan dana melalui cek yang ditarik PT. BNTANG pada rekening PT. BIMA sebesar Rp. 525.000,-
  8. Cek-cek yang ditarik PT. BIMA sebagai berikut:
rekonsiliasi cek

Ternyata belum diuangkan oleh penerima cek tersebut.

  1. Bank telah mendebit rekening PT. BIMA untuk beban cetak buku cek sebesar Rp. 100.000,-
  2. Bank mengkredit rekening PT. BIMA atas pendapatan jasa giro bulan Agustus 2017 sebesar Rp. 250.000,-
  3. Beban administrasi bank telah dicatat oleh Bank sebesar Rp. 50.000 namun belum dicatat PT. BIMA.

Dari data di atas anda diminta:

  1. Buatlah laporan rekonsiliasi bank PT. BIMA pada tanggal 31 Desember 2017 untuk mengetahui saldo yang benar.
  2. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi yang terjadi dalam PT. BIMA.

Berikut ini laporan rekoniliasi. 

Kumpulan "Contoh Soal" Rekonsiliasi Bank
Kumpulan "Contoh Soal" Rekonsiliasi Bank

Berikut ini Jurnal Penyesuaiannya. 

Kumpulan "Contoh Soal" Rekonsiliasi Bank

Kasus #2

PT. AKUN telah menerima rekening koran dari Bank DEBET per 31 Juli 2016 yang menunjukkan jumlah saldo sebesar Rp. 1.220.000.

Pada tanggal 1 Juli 2016 perkiraan bank di buku besar PT. AKUN  menunjukkan saldo sebesar Rp. 2.303.000. Pada bulan Juli 2016 buku penerimaan kas menunjukkan jumlah sebesar Rp. 4.730.000. sedangkan buku pengeluaran kas menunjukkan jumlah sebesar Rp. 6.572.725. Data yang berhubungan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut:

  1. Cek-cek yang beredar :
Kumpulan "Contoh Soal" Rekonsiliasi Bank
  1. Telah dikredit oleh bank, jasa giro bulan Juli 2016 sebesar Rp. 7.425
  2. Cek Nomor 10203 sebesar Rp. 157.000 dicatat dalam laporan buku pengeluaran sebesar Rp.175.000.
  3. Sedangkan cek nomor 10217 sebesar Rp. 240.000 dibukukan sebesar Rp.24.000. Seluruhnya untuk pembelian barang dagangan.
  4. Setoran kas sebesar Rp.925.000 pada tanggal 31 Juli 2016 belum dicatat dalam rekening koran bank karena kas bank sudah tutup.
  5. Bank telah membebankan biaya administrasi bulan Juli 2016 sebesar Rp. 1.000 dan ongkos buku cek sebesar Rp, 650. Jumlah tersebut belum dibukukan oleh PT. AKUN .
  6. Bank telah mengkredit rekening PT. AKUN atas kiriman uang sebesar Rp.
  7. 199.950 yang diterima dari pelanggan untuk melunasi hutangnya.
  8. Setoran cek yang diterima dari PT. AKUN sebesar Rp. 120.000 pada tanggal 28 Juli 2016 telah ditolak karena saldo tidak mencukupi.

Diminta :

  1. Buatlah Bank Rekonsiliasi per 31 Juli 2016 untuk menyesuaikan/ mencocokkan saldo menurut rekening koran dengan saldo menurut perkiraan bank.
  2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan.

Berikut laporan rekonsiliasi nya

PT. AKUN telah menerima rekening koran dari Bank DEBET per 31 Juli 2016 yang menunjukkan jumlah saldo sebesar Rp. 1.220.000. Pada tanggal 1 Juli 2016 perkiraan bank di buku besar PT. AKUN menunjukkan saldo sebesar Rp. 2.303.000. Pada bulan Juli 2016 buku penerimaan kas menunjukkan jumlah sebesar Rp. 4.730.000. sedangkan buku pengeluaran kas menunjukkan jumlah sebesar Rp. 6.572.725. Data yang berhubungan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut: 1. Cek-cek yang beredar : 2. Telah dikredit oleh bank, jasa giro bulan Juli 2016 sebesar Rp. 7.425 3. Cek Nomor 10203 sebesar Rp. 157.000 dicatat dalam laporan buku pengeluaran sebesar Rp.175.000. Sedangkan cek nomor 10217 sebesar Rp. 240.000 dibukukan sebesar Rp.24.000. Seluruhnya untuk pembelian barang dagangan. 4. Setoran kas sebesar Rp.925.000 pada tanggal 31 Juli 2016 belum dicatat dalam rekening koran bank karena kas bank sudah tutup. 5. Bank telah membebankan biaya administrasi bulan Juli 2016 sebesar Rp. 1.000 dan ongkos buku cek sebesar Rp, 650. Jumlah tersebut belum dibukukan oleh PT. AKUN . 6. Bank telah mengkredit rekening PT. AKUN atas kiriman uang sebesar Rp. 199.950 yang diterima dari pelanggan untuk melunasi hutangnya. 7. Setoran cek yang diterima dari PT. AKUN sebesar Rp. 120.000 pada tanggal 28 Juli 2016 telah ditolak karena saldo tidak mencukupi. Diminta : a. Buatlah Bank Rekonsiliasi per 31 Juli 2016 untuk menyesuaikan/ mencocokkan saldo menurut rekening koran dengan saldo menurut perkiraan bank. b. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan.
Kumpulan "Contoh Soal" Rekonsiliasi Bank

Berikut ini adalah Jurnal Penyesuaiannya.

Kumpulan "Contoh Soal" Rekonsiliasi Bank

Cara Melakukan Rekonsiliasi Bank dan Prosedurnya

Jika di atas adalah beberapa contoh dari transaksi rekonsiliasi Bank. Berikut prosedur yang bisa kamu lakukan saat melakukan rekonsiliasi Bank.

  1. Membandingkan saldo kas perusahaan dan rekening koran bank

Langkah pertama adalah mencari perbedaan dengan meninjau kembali berbagai transaksi yang berkaitan, seperti bukti cek, setoran, biaya layanan dan lain-lain. Dari transaksi tersebut kemungkinan ada beberapa kesalahan atau transaksi yang belum tercatat baik dari pihak perusahaan maupun pihak bank.

  1. Perhatikan transaksi yang dilakukan bank

Transaksi yang terjadi di bank bersifat otomatis, sehingga bisa dilacak dengan mudah. Catat semua transaksi tersebut lalu cocokkan dengan saldo di buku besar perusahaan.

  1. Cek transaksi dalam proses

Transaksi dalam proses menyebabkan perbedaan nominal pada perusahaan dan bank. Contoh transaksi dalam proses adalah deposit in transit yaitu uang tunai yang sudah diterima perusahaan namun belum tercatat pada bank. Atau outstanding check yaitu cek yang beredar.

  1. Menyusun lembar kerja rekonsiliasi bank

Langkah ke 4 adalah membuat lembar kerja rekonsiliasi bank yang berfungsi sebagai alat untuk mencocokkan semua transaksi yang ada di perusahaan dan di bank.

  1. Peninjauan ulang

Jika dari prosedur sebelumnya masih ditemukan perbedaan selisih jumlah antara saldo buku besar perusahaan dengan rekening koran bank, maka perlu dilakukan pengecekan ulang.

Masalah Yang Terjadi Saat Rekonsiliasi Bank

Berikut adalah masalah yang umum terjadi saat adanya rekonsiliasi bank diantarnya:

  1. Adanya cek yang tidak jelas. Hal ini terjadi akibat adanya cek yang tidak dicairkan di bank oleh pemilik cek. Solusinya ada 2, yang pertama, kamu harus tetap menyimpan di buku catatan atau software pencatatan akuntansi data-data cek yang tidak terpakai. Supaya cek tersebut akan tetap menjadi akun yang harus di rekonsiliasi terus menerus.
    Solusi kedua, silahkan hubungi penerima pembayaran atau pemilik cek, tanyakan apakan mereka benar memegang cek atau tidak.
    Selanjutnya anda bisa menentukan apakah sebuah cek bisa dibatalkan (expired) atau anda harus meneribkan cek yang baru.
  2. Jika cek yang tidak jelas dicairkan oleh pemilik atau penerima pembayaran, maka yang harus anda lakukan adalah: mencatanya sebagai kredit rekening kas dan debit untuk keterngan pembayarannya.
  3. Penolakan penyetoran cek oleh bank. Hal ini biasanya disebabkan oleh cek yang diambil ternyata dari rekening bank di negara lain.

Demikian contoh soal dari rekonsiliasi bank, semoga bermanfaat bagi pembaca lainnya. Sekian dan terimakasih.

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian,Tujuan dan Contoh Rekonsiliasi Bank semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Sekian dan terimakasih.

Kunjungi Juga:

  1. 7 Peran Bank Sentral Indonesia
  2. Sistem Bagi Hasil Bank Syariah
  3. Cara Menghitung Bunga Deposito Bank
  4. Unsur-Unsur Kredit Perbankan
  5. Definisi Bank Garansi

Bagikan:

Sandi Ma'ruf

Tertarik dengan dunia keuangan. Sebagai kontributor di AKL. Lulusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.